Mohon tunggu...
Hanadia Yumna
Hanadia Yumna Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

jika saya seorang penulis, saya akan memiliki kutipan bio yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Warisan Sejarah Muhammadiyah: Perjalanan Moderasi Islam dan Kemajuan Sosial di Indonesia

26 Mei 2024   15:02 Diperbarui: 18 Juni 2024   10:26 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejarah panjang Muhammadiyah, sebuah gerakan Islam yang lahir di Indonesia pada awal abad ke-20, merupakan cerminan dari perjuangan dan visi para pendiri dalam menghadapi tantangan zaman. Dengan landasan prinsip-prinsip tajdid dan ijtihad, Muhammadiyah tidak hanya menjadi gerakan keagamaan, tetapi juga kekuatan sosial yang membentuk wajah Islam moderat di Indonesia (Abdullah, 2020).

Perjalanan sejarah Muhammadiyah dimulai dari idealisasi pendirian oleh Ahmad Dahlan, seorang pemikir dan pemimpin yang visioner. Melalui telaah mendalam terhadap literatur, kita dapat melihat bagaimana Muhammadiyah muncul sebagai respons terhadap kondisi sosial-politik pada masanya. Dengan menelusuri tulisan-tulisan dan pidato-pidato Dahlan, kita dapat memahami lebih dalam prinsip-prinsip teologis seperti tajdid (pembaruan) dan ijtihad (penalaran independen) yang menjadi landasan gerakan Muhammadiyah. Ahmad Dahlan tidak hanya mengajarkan pentingnya pembaruan dalam praktik keagamaan, tetapi juga menekankan pentingnya pendidikan, yang pada akhirnya menjadi salah satu pilar utama dalam misi Muhammadiyah (Mulkhan, 2010).

Muhammadiyah tidak dapat dipahami tanpa melihat lanskap sosio-historis Indonesia pada masa itu. Periode kolonial Belanda dan dinamika politik serta sosial yang terjadi memengaruhi perkembangan Muhammadiyah. Pada awal abad ke-20, masyarakat Indonesia mengalami berbagai bentuk penindasan dan ketidakadilan di bawah pemerintahan kolonial. Situasi ini memunculkan kesadaran kolektif akan pentingnya pendidikan dan penguatan identitas nasional melalui gerakan keagamaan. Dalam konteks ini, Muhammadiyah hadir sebagai kekuatan yang menawarkan solusi terhadap berbagai persoalan sosial dan pendidikan (Alifuddin, 2021).

Gerakan ini tidak hanya dihadapkan pada tantangan eksternal dari pemerintahan kolonial dan dinamika politik global, tetapi juga resistensi dari kalangan Muslim sendiri yang merasa terancam oleh pemikiran moderasi yang diusung oleh Muhammadiyah. Sebagian ulama tradisional menolak ide pembaruan yang ditawarkan oleh Muhammadiyah karena dianggap bertentangan dengan praktik keagamaan yang sudah mapan. Namun, semangat nasionalisme yang berakar pada nilai-nilai keagamaan menjadi pendorong utama bagi gerakan ini dalam menjalani perjalanan sejarahnya. Semangat ini mendorong Muhammadiyah untuk terus berinovasi dan mencari jalan tengah dalam berbagai perdebatan teologis dan sosial.

Warisan sejarah Muhammadiyah tidak hanya terbatas pada ranah teologis, tetapi juga meresap dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Melalui upaya-upaya pendidikan, program kesejahteraan sosial, dan advokasi untuk keadilan dan spiritualitas, Muhammadiyah telah menjadi agen perubahan yang signifikan. Pendirian sekolah-sekolah, rumah sakit, dan berbagai lembaga sosial lainnya menunjukkan komitmen Muhammadiyah terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. Muhammadiyah tidak hanya membangun institusi pendidikan formal, tetapi juga menyebarkan semangat belajar dan keberanian untuk berpikir kritis di kalangan masyarakat luas. Dari Kalimantan Barat hingga Malaysia, jejak Muhammadiyah terlihat dalam pembentukan budaya belajar, kasih sayang, dan tanggung jawab sosial (Suradji, Romelah,  & Hakim, 2023).

Dalam konteks global, Muhammadiyah juga memainkan peran penting dalam memperkenalkan Islam moderat Indonesia ke dunia internasional. Kerjasama dengan berbagai organisasi internasional dan keterlibatan dalam forum-forum global menunjukkan bahwa Muhammadiyah berkomitmen untuk membangun dialog dan kerjasama lintas budaya dan agama. Hal ini penting untuk memperkuat posisi Islam moderat di tengah berbagai tantangan globalisasi dan radikalisasi.

Sejarah panjang Muhammadiyah adalah cerminan dari perjuangan, keteguhan, dan komitmen dalam menghadapi berbagai tantangan. Dari akar-akar keagamaan hingga dampak sosialnya yang luas, Muhammadiyah telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Indonesia. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap sejarah gerakan ini, kita dapat merayakan warisan yang telah membentuk wajah Islam moderat dan masyarakat yang lebih baik di Indonesia. Dengan demikian, Muhammadiyah tidak hanya menjadi simbol kebangkitan keagamaan, tetapi juga inspirasi bagi gerakan-gerakan sosial lainnya dalam upaya mereka untuk mencapai perubahan positif dan kesejahteraan bagi semua.

Referensi
Abdullah, M. A. (2020). Dinamika Islam Kultural. IRCiSoD.
Alifuddin, M. (2021). Muhammadiyah Sebagai Gerakan Pendidikan: Sejarah Eksistensi Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Sulawesi Tenggara. Al-TA'DIB: Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan, 14(1), 53-74.
Mulkhan, A. M. (2010). Kiai Ahmad Dahlan: Jejak pembaruan sosial dan kemanusiaan: kado satu abad Muhammadiyah. Penerbit Buku Kompas.
Suradji, M., Romelah, R., & Hakim, M. N. (2023). Eksistensi Muhammadiyah Di Tengah Tantangan Zaman. HUMANIS: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora, 30-37.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun