Mohon tunggu...
Hana Widjaya
Hana Widjaya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ulasan Novel In a Blue Moon

20 Februari 2016   15:47 Diperbarui: 20 Februari 2016   16:10 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Saat SMA Sophie Wilson memiliki masa lalu yang buruk dengan Lucas Ford yang membuatnya benci sekali dengan Lucas. Setelah 10 tahun tidak bertemu, mereka berdua bertemu kembali. Tentu Sophie masih benci dengan Lucas Ford dan sialnya kakek mereka berdua setuju untuk menjodohkan mereka. Lucas yang masih ingat apa yang dilakukan saat SMA, ia ingin sekali minta maaf kepada Sophie namun bagi Sophie semuanya itu sudah tidak ada lagi gunanya. Berbagai macam cara dilakukan Lucas untuk membuat Sophie menerima permintaan maafnya, mulai dari hanya ingin minta maaf kemudian menjadi akrab dan akhirnya timbul cinta diantara mereka berdua. Perjalanan cinta mereka tidaklah mulus-mulus saja , ada banyak rintangan, tak lain dan tak bukan adalah Miranda Young teman Lucas Ford yang memendam rasa cinta terhadapnya dan mantan pacar Sophie yang mencoba untuk menarik Sophie kembali ke sisinya.

Saat saya selesai membaca novel, jika ditanya orang bagaimana novelnya, saya punya satu kata yang dapat mendeskripsikan novel ini yaitu “So Sweet”. Sebenarnya saya sudah banyak baca novel lain, tapi novel Ilana Tan ini tidak kalah dengan novel karya orang lain. Berhubungan saya adalah pencinta novel romance, saya suka sekali novel ini, banyak yang saya suka dari novel ini walaupun novel ini juga punya beberapa kekurangan.

Teman-teman sekolah saya sering bilang kalau novel karya Ilana Tan bagus dan setelah saya baca ternyata benar. Ilana Tan bukan seperti menceritakan kepada kita tentang suatu kejadian, tapi dia membawa kita seakan akan ikut berperan sebagai tokoh utamanya. Satu lagi yang saya suka dari novel Ilana Tan, ia sangat realistis dengan memilih sifat dan penampilan untuk tokoh dalam novelnya. Dari novel ini yang saya paling suka adalah tokoh utama perempuannya yaitu Sophie yang adalah seorang wanita karir dan memiliki sifat yang “to the point “saat berbicara kepada orang lain. Tokoh Lucas Ford juga sangat saya suka karena bisa dibilang itu adalah laki-laki idaman setiap wanita. Satu sifat yang saya suka dari tokoh Lucas yaitu berani meminta maaf apabila telah bebuat kesalahan, ya walaupun sebenarnya sudah terlambat tapi ia sungguh-sungguh ingin minta maaf.

Banyak kelebihan yang ada pada novel ini baik penampilan maupun isinya. Pertama saya melihat cover buku ini saya langsung tertarik karena cover depan buku ini sangat menunjukkan rasa nyaman, kesantaian untuk orang yang melihat novel ini dan lagi gambarnya yang sangat “eye cathing”. Banyak orang bilang “don’t judge book by its cover”, tapi setelah baca novel ini saya agak sedikit meragukanya. Isi dari cerita ini sangat menarik, secara singkat novel ini menyajikan cerita tentang kehidupan asmara dewasa muda modern zaman sekarang. Ceritanya juga tidak terlalu berat untuk pembaca dan prolog yang ditulis juga sangat cocok dan membuat para pembaca penasaran apa maksudnya dan apa kisah dibalik rangkaian kata-kata tersebut. Ceritanya sangat realistis walaupun memang agak sedikit drama.yang menjadi nilai lebih dari novel ini berikutnya dalah nila-nilai kehidupan yang bisa kita atau bahkan harus kita praktikan dalam diri kita. Pertama, saya belajar bahwa kita harus bersikap sportif. Contoh yang diberikan dalam novel ini sangatlah cocok yaitu tokoh Lucas yang menunjukkan kesportifannya. Kedua, saya belajar apa itu tanggung jawab yang harus kita jalankan walaupun kita terpakasa. Terlihat dari Lucas dan Sophie yang tetap mengikuti keinginan kakek mereka sampai-sampai mereka harus membuat perjanjian walaupun sebenarnya terlihat sekali kalau Sophie sangat terpaksa melakukannya. Ketiga, novel ini menunjukkan kepada kita bagaimana kita seharusnya kita bersikap sebagai seorang profeisonal dalam bidang tertentu, seperti Lucas yang sering kali menyudahi teleponnya dengan Sophie karena kewajibannya sebagi koki bintang Michelin, walaupun sebenarnya ia ingin sekali terus ngobrol dengan Sophie. Keempat, rasa sayang kita terhadap seseorang bukanlah artinya kita harus memiliki orang itu seutuhnya, rasa sayang yang benar adalah saat dimana kita melihat orang yang kita sayang hidup bahagia. Kelima, yang paling penting khususnya untuk para wanita, ini sini terlihat sekali walaupun pekerjaan tokoh laki-lakinya bisa dibilang jauh lebih professional dari tokoh perempuannya, laki-laki adalah laki-laki, mereka pasti akan sangat senang apabila seorang wanita memberikan ia sesuatu yang sebenarnya ia dapat buat sendiri dan untuk para pria ada juga yang bisa para kaum laki-laki tentang sifat seorang perempuan. Sama seperti tokoh Sophie walupun ia sangat dingin terhadap Lucas tapi akhirnya luluh juga hatinya, es batu dipanasin lama lama juga pasti leleh. Ada satu lagi sifat dari laki-laki yang setiap perempuan pasti mau yaitu laki-laki yang tidak memkasakan kehendaknya sendiri dan mau sabar menunggu.

Sama seperti novel-novel yang lain, novel ini bukan tidak memiliki kekurangan, walaupun sebenarnya tidak bnayak, tapi kekurangan adalah kekurangan. Dari sisi penampilan menurut saya tidak ada kekurangannya tapi dari sisi isi ada yang kurang, contohnya seperti konflik antara kedua tokoh utama dengan tokoh utama yang sifatnya antagonis. Saya yakin apabila dibuat sedkit kompleks pasti akan membuat novel ini lebih menonjol lagi, sebenarnya bukan konfliknya tidak bagus tapi nanggung atau menggantung karena seperti tiba-tiba sisi lawan langsung menyerahkan apa yang sebenarnya masih bisa diperjuangkan karena semua orang baik niatnya baik atau jahat, semuanya punya hak yang sama. Konflik antara kedua tokoh utama juga kurang karena apabila lebih lagi menunjukkan proses kedekatan yang semakin lama semakin dekat dengan lebih lagi , seperti ditambahkan adegan-adegan seperti pergi liburan bersama atau terjebak dalam situasi yang membuat mereka berdua terpaksa harus saling melengkapi, pasti akan lebih wowww lagi dan lebih meninggalkan kesan yang lebih lagi bagi pembaca. Pertama saya melihat judul dan synopsis dari buku saya langsung berpikir apa hubungannya Blue Moon dengan tokoh utama dan setelah saya membaca novel ini, jujur saya sedikit kecewa karena Blue Moon hanyalah nama sebuah minuman saja, tidak ada hubungannya sama sekali dengan si tokoh, tapi sebenarnya tidak banyak berpengaruh.

Saya merekomendasikan buku novel ini untuk dikonsumsi oleh semua orang tanpa batas umur, apalagi untuk para pembaca pemula. Bahasanya sangat gampang dimengerti karena menggunakan bahasa sehari-hari. Bagi yang sudah sering baca novel, novel ini bisa jadi pilihan jika tidak tahu mau baca apalagi karena ceritanya tidak berat, ya bolehlah untuk santai-santai. Sekian ulasan dari saya tentang novel “In A Blue Moon”. Selamat membaca dan terima kasih. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun