Penyiar radio pemula, itu aku. Aku bergabung di komunitas radio yang ada di jurusanku. Memang pertama aku masih canggung berbicara. Presentasi di depan dosen dan teman-teman. Semakin hari semakin mencoba, dan semakin hilang rasa canggungku, grogiku.
Menjadi penyiar radio, ya tentu sangat mengasikan. Bertemu dengan penyiar senior yang punya segudang pengalaman. Aku tentu sangat beruntung bisa masuk di dalamnya.
Jumat kemarin setelah aku UTS tiba-tiba, seorang penyiar yang notabene kaka tingkatku menyuruhku untuk siaran dengan dosen waktu itu juga. Aku yang masih ecek-ecek dan abal-abal ini sedikit gugup dan mulanya aku menolak permintaannya, tapi karena dia mendesakku karena ada alasan yang sangat penting akhirnya aku meng-iya-kan kemauannya. Aku saat itu maras sekali, apa nanti akan berhasil siaranku dengan dosen? Tidak lupa dia juga mengantarku bertemu dosen yang nanti akan bersiaran denganku. Bu Amirotun. Dosen yang mengajar di semester empat ini, ya tentu aku belum pernah mengenalnya sebelumnya. Aku belum diajar olehnya.
Tak lupa aku sholat, dan aku bersiap-siap. Mengonsep apa yang akan aku katakan nanti. Jam satu kira-kira aku harus membuka acara tersebut, tapi sang dosen belum kunjung datang. Aku maras lagi. Grogi dan sebagainya (maklum penyiar baru)
Dan akhirnya bu Ami pun datang setelah sepuluh menit lepasnya dari pembukaan. Oh aku lega, aku berdiskusi on air dengannya. Alhamdulillah sekitar satu jam acara selesai. Aku bisa, berhasil, tapi ini cukup mengerikan karena kurang dari sempurnaaa. Harus dikonsep lagi untuk pertemuan hari ini....
Aaaaah, semangaaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H