Mohon tunggu...
Suhana
Suhana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiwa universitas pelita bangsa

Seorang mahasiswa Universitas pelita bangsa jurusan bimbingan dan konseling pendidikan islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Pengusaha yang Baik

12 Juli 2024   21:26 Diperbarui: 12 Juli 2024   21:54 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengusaha menjadi profesi yang mulia jika harta yang didapatkan dimanfaatkan dengan baik, seperti menjadi wasilah rezeki untuk banyak orang, senang bersedekah dan berinfaq. Karena sebaik-baiknya kekayaan yang dimiliki pengusaha adalah harta yang digunakan ke jalan yang Allah ridhai. Seorang pengusaha yang kaya dengan ridha Allah dan dijauhi dari sifat sombong yang menjadikan kita tunduk kepada-Nya.

Penting sekali untuk memperhatikan persoalan harta yang didapatkan halal atau haram, karena hal tersebut menjadi suatu pertanyaan yang pertanggung jawabannya sangat berat di akhirat kelak. Dalam berbisnis, menjadi salah satu pintu rezeki yang paling utama.

Bisnis yang mendapatkan keberkahan didalam transaksinya tentu saja tidak asal-asalan tanpa mengetahui aturan yan berlaku dari Allah dan Rasul-Nya. Maka dari itu, perlunya memiliki ilmu dalam berbisnis, tujuannya agar tidak terjerumus dalam hal-hal yang dilarang. Ilmu yang penting untuk dikuasai pebisnis adalah muamalah, agar perdagangan atau bisnis yang dijalani tidak menjerumuskan dalam perkara yang diharamkan.

 

Bekal Pengusaha

Penting sekali untuk memiliki bekal ilmu yang cukup untuk berbisnis, agar tidak terjerumus dalam perniagaan yang tidak diberkahi oleh Allah. Berikut bekal untuk pebisnis muslim:

Menjadikan bisnis bernilai pahala.

Niat yang benar dalam hal bisnis adalah menginginkan kebaikan untuk diri sendiri dan orang lain. Niat yang baik untuk diri sendiri berupa menjaga diri dari mengkonsumsi harta yang haram, menjaga kehormatan sehingga tidak meminta-minta, menguatkan diri sehingga bisa melakukan ketaatan kepada Allah, menjaga jalinan silaturahmi, berbuat baik dengan kerabat dan niat baik lainnya.

Niat baik untuk orang lain berupa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain, bersedekah, membantu sanak keluarga yang membutuhkan, dan ikut berperan serta memenuhi hajat hidup orang banyak yang merupakan suatu hal yang bernilai fardhu kifayah.

Memiliki akhlak yang luhur

Akhlak luhur yang sangat diperlukan dalam dunia bisnis adalah jujur, amanah, qana'ah, memenuhi janji, memaafkan kesalahan orang lain, menunaikan kewajiban, dan tidak menipu. Akhlak yang luhur dapat memborong semua kebaikan dalam perkara dunia maupun akhirat. Akhlak yang luhur dimiliki oleh para pebisnis memiliki pengaruh yang besar untuk menyebarkan islam di berbagai daerah di asia dan afrika.

Tunaikan kewajiban harta

Kewajiban yang paling penting adalah kewajiban terhadap allah dalam harta para orang kaya. Zakat adalah kewajiban yang paling penting, setelah itu adalah sedekah dan berbagai sumbangan sosial.


Tidak memakan harta orang lain dengan cara yang tidak benar

Memakan harta orang lain dengan cara yang tidak benar yaitu berbagai cara mendapatkan harta yang terlarang seperti riba, judi, suap, dan berbagai perbuatan yang menimbulkan permusuhan.

 

Karakteristik Entrepreneur

Menurut Kholifah (2020), karakteristik entrepreneur terdiri atas sifat, pandangan, maupun kepedulian terkait kegiatan tersebut. Karakteristik utama dalam konsep kewirausahaan islami, antara lain:

Taqwa

Taqwa merupakan salah satu karakter utama yang harus ada dalam kegiatan kewirausahaan islam. Ketaqwaan menjadi kunci bagi para pengusaha muslim dalam meraih kesuksesan di dunia dan akhirat.

Mengutamakan konsep halal

Konsep halal berarti diperbolehkan menurut syariat islam, dan merupakan salah satu konsep yang utama dalam menjunjung agama islam. Dalam kewirausahaan yang islami, seluruh kegiatan usaha diharuskan untuk melandasi kegiatan muamalahnya dengan konsep yang halal. Tujuan prioritas halal ini adalah untuk menjauhkan umat islam dari hal-hal yang dilarang atau diharamkan dalam ajaran islam.

Tidak berlebihan atau berfoya-foya

Di dalam kontek perniagaan, kegiatan usaha juga diharapkan mampu untuk melakukan segala sesuatu dalam kecukupan. Tidak diperkenankan untuk berlebihan ataupun menyia-nyiakan hasil usaha yang diperoleh. Seorang pengusaha diharapkan untuk tidak mengambil terlalu banyak laba, ataupun terlalu banyak hutang-piutang. Pengusaha justru diharapkan mampu untuk membina tenaga kerja, berzakat dan infaq, serta meningkatkan kesejahteraan bersama.

Mengutamakan ibadah kepada Allah

Segala bentuk pekerjaan yang dilakukan dengan niat menjalankan perintah Allah merupakan bentuk dari ibadah. Dengan demikian, ibadah merupakan salah satu prioritas yang harus mampu dilaksanakan oleh setiap orang muslim.

Menghindari perbuatan riba

Riba dipandang sebgai nilai yang amoral atau tidak bermoral, sehingga menghindarkan diri dari perbuatan ini juga menjadi salah satu karakteristik pengusaha islami.

Keinginan berbuat baik kepada sesama makhluk

Bentuk kebaikan kepada sesama makhluk sangat beraneka macam dan tidak terbatas pada tempat maupun subyeknya. Beberapa bentuk kebaikan yang selama ini diajarkan oleh agama islam terkait perniagaan adalah berupa zakat, infaq, dan sedekah. Ketiga kegiatan ini, bertujuan untuk membantu sesama yang lebih membutuhkan dengan pemberian bantuan terutama secara materi seperti uang ataupun harta benda.

Berwawasan luas

Seorang pengusaha dengan pengalaman dan wawasan yang luas akan mampu untuk mendatangkan keberhasilan serta pencapaian lain dengan usahanya. Dengan wawasan yang luas juga mampu memberikan dampak yang positif terutama dalam perkembangan usaha pada skala tertentu.


Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Perniagaan

Faktor pendorong kesuksesan perniagaan, yaitu:

Kemampuan dan kemauan

Seorang yang tidak mampu tetapi memiliki banyak kemauan dan orang yang mau tetapi tidak mampu bukanlah pengusaha yang sukses. Sebaliknya, orang yang memiliki kemauan dan kemampuan akan menjadi orang yang sukses.

Tekad yang kuat dan kerja keras

Mereka yang tidak memiliki kemauan yang kuat tetapi memiliki kemauan untuk bekerja, dan suka bekerja tetapi tidak memiliki kemauan yang kuat, kedua orang ini tidak akan menjadi pengusaha yang sukses.

Kesempatan dan peluang

Jika ada solusi, maka akan ada peluang, begitupun sebaliknya. Jika entrepreneur menciptakan peluang sendiri, alih-alih mencari atau menunggu peluang, maka peluang itu ada. (Suryana, 2017)

Faktor penghambat perniagaan

Tidak kompeten dalam hal manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.

Kurangnya pengalaman, baik dalam kemampuan teknik, memvisualisasikan usaha, mengorganisasikan, mengelola sumber daya manusia maupun mengintegrasikan operasi usaha.

Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan pemasukan secara cermat. Kekeliruan dalam pemeliharaan aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.

Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan, maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. (Suryana, 2017)


Mmembangun Mental Entrepreneur

Bekerja keras

Maka menjadi entrepreneur merupakan salah satu bentuk untuk memenuhi perintah Allah dalam kewajiban mencari rezeki.

Berniaga dengan berlandaskan akhlak

Keterampilan dan akhlak berbisnis menjadi dua hal yang berjalan secara simultan.

Berniaga dengan tidak berfoya-foya

Sikap boros dan berlebih-lebihan dapat menyebabkan terjerumusnya ke dalam masalah kemiskinan, karena itu di dalam Al-Qur'an allah melarang umat islam untuk mersikap boros, menghambur-hamburkan harta, dan berlebih-lebihan.



Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun