Mohon tunggu...
Hana Silma Hadana
Hana Silma Hadana Mohon Tunggu... Lainnya - UNNES

All is well!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perjalanan Pendidikan Nasional

22 Oktober 2022   22:43 Diperbarui: 23 Oktober 2022   21:25 22083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang dalam usaha pendewasaan diri demi individu yang merdeka. Dalam proses perkembangan seseorang tidak luput dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan menjadi wadah bagi kita menuntut ilmu baik pengetahuan maupun sikap. 

Ki Hadjar Dewantara mengemukakan bahwa dasar dari sebuah pendidikan sangat berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam terhubung dengan "sifat" dan "bentuk" lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman terhubung dengan "isi" dan "irama". 

Seiring dengan perkembangan zaman, tentunya di Indonesia memiliki perkembangan dalam dunia pendidikan. Pendidikan yang ada saat ini tentu berbeda dari pendidikan yang ada pada zaman dahulu. Namun, adanya pendidikan terdahulu menjadi pionir bagi pendidikan sekarang. Oleh karena itu, kita perlu tahu tentang sejarah perjalanan pendidikan nasional.

Berikut perjalanan pendidikan nasional:

  • Pada 1536, Antonio Galvano seorang penguasa Portugis mendirikan sekolah-sekolah seminari untuk anak-anak dari pemuka-pemuka pribumi di Maluku.
  • Pada masa penjajahan Belanda,  tahun 1607 berdiri sekolah pertama di Ambon yang didirikan oleh VOC. Pembelajaran yang diberikan, yaitu membaca dan menulis. 
  • Tahun 1617 sekolah pertama didirikan di Jakarta. Sekolah tersebut memiliki tujuan untuk menghasilkan tenaga-tenaga kerja yang andal sehingga dapat dipekerjakan di administrasi dan gereja pada pemerintahan. 
  • Pada 1850, didirikan sekolah Kelas I yang lamanya lima tahun. Sekolah ini disediakan untuk anak-anak dari lingkungan pegawai Pamong Praja ditempatkan di kota-kota keresidenan.
  • Pada tahun 1854 ada beberapa bupati yang mendirikan "sekolah-sekolah kabupaten", tetapi hanya untuk mendidik calon-calon pegawai. Kemudian pada tahun 1854 itu juga didirikan "sekolah bumiputera", yang hanya mempunyai 3 kelas. Rakyat hanya diberikan pelajaran membaca, menulis, dan berhitung.
  • Tahun 1899,  K. H. Hasyim Asy'ari pemrakarsa berdirinya Nahdlatul Ulama  mendirikan pesantren Tebu Ireng. Pada abad ke 20, pesantren tersebut merupakan pesantren terbesar dan terpenting di Pulau Jawa.
  • Akhir abad ke-19 didirikan sekolah Kelas II yang lamanya minimal empat tahun ditempatkan di Kota-kota Kabupaten. Pengajaran ini lebih sederhana daripada sekolah Kelas I yaitu membaca, menulis, berhitung, dan bahasa daerah atau bahasa Indonesia.
  • Pada penghujung abad ke-19, Hindia-Belanda memutuskan mendirikan STOVIA untuk menghasilkan dokter-dokter yang berasal dari kalangan pribumi. Selain itu, STOVIA berperan menjadi tempat persemaian para remaja-remaja pribumi dalam menumbuhkan semangat nasionalisme.
  • Pada 16 Januari 1904, Dewi Sartika membuka Sakola Istri (Sekolah Perempuan) dengan jumlah murid 20 orang. Pada tahun-tahun berikutnya dibeberapa wilayah Pasundan bermunculan beberapa Sakola Istri, terutama  yang dikelola oleh perempuan-perempuan Sunda yang memiliki cita-cita yang sama  dengan Dewi Sartika.
  • Kartini membuka Sekolah Gadis di Jepara pada tahun 1903 kemudian membuka sekolah di Rembang. Kartini berjuang untuk melepaskan kaum wanita dari belenggu adat-istiadat tersebut agar dapat meningkatkan kedudukan dan derajat wanita (emansipasi).
  • Pada Mei 1906, percobaan Sekolah Desa dimulai di empat kabupaten yaitu di Priangan, Cirebon, Kedu, dan Kediri. Sekolah Desa dapat berfungsi sebagai salah satu upaya mengatasi merosotnya kemakmuran bumiputra dan memberantas buta huruf khususnya.
  • Tahun 1912, Achmad Dahlan  adalah pendiri perkumpulan Muhammadiyah di Yogyakarta.  Melalui perkumpulan ini, Achmad Dahlan mengajarkan pendidikan Islam secara modern sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Al-Hadist. 
  • Pada tahun 1915, didirikanlah Sekolah-sekolah Vervolg sebagai lanjutan dari Sekolah Desa. Lama belajar di Sekolah Vervolg adalah 2 tahun, tetapi pada beberapa tempat diperluas dengan sebuah kelas tambahan yang memberikan pelajaran pertanian.
  • AMS (Algemene Middelbare School) didirikan pada tahun 1919 di Yogyakarta. Pada tahun 1920 didirikan bagian A II di Bandung dan pada tahun 1926 bagian A I di Solo.
  • Tahun 1922 dapat tercipta "Taman siswa" di Yogyakarta. Taman siswa hadir sebagai jiwa rakyat untuk merdeka dan bebas. Berjalannya waktu juga menghantarkan berdirinya perguruan-perguruan Taman siswa di seluruh kepulauan Indonesia, seperti di Jawa, Sumatera, Borneo, Sulawesi, Sunda Kecil dan Maluku. Ki Hajar Dewantara sebagi pelopor pendidikan di Indonesia.
  • Perkumpulan Muhammadiyah pada tahun 1937 mendirikan di Yogya suatu jenis sekolah baru, yang dinamakan Inheemse Mulo. Sekolah itu adalah yang pertama sekali yang memberikan pengajaran lanjutan dengan memakai bahasa daerah (bahasa Indonesia) sebagai bahasa pengantar.
  • Pendidikan antara tahun 1945- 1950 adalah pendidikan masa perjuangan. Ciri-ciri utama pada masa periode ini ialah terdapat semacam dualisme dalam pendidikan. Di salah satu pihak pendidikan dan pengajaran  berlangsung di daerah- daerah negara federal yang dikuasai atau dipengaruhi Belanda, sedangkan di pihak lain langsung dikuasai oleh Pemerintah Republik Indonesia.
  • Pada tahun 1959 dibentuk Madrasah Tsanawiyah tiga tahun, dan pada 1966 mulai dibuka pendidikan khusus perempuan dengan menawarkan model pendidikan 
  • Masa  orde  lama  diawali  dengan  pasca  kemerdekaan  yang  dipimpin  oleh  presiden  pertama  yaitu Ir. Soekarno. Pada masa itu, Pendidikan di Indonesia masih melanjutkan apa yang telah diterapkan dahulu oleh  Jepang dan  menggunakan  Bahasa  pengantar  Bahasa  indonesia. Media  pembelajaran  pada  masa  itu menggunakan buku-buku yang diterjemahkan dari Bahasa Belanda ke dalam Bahasa Indonesia yang sudah dilakukan sejak zaman Jepang.
  • Tahun  1968  sampai  1998 merupakan pendidikan  Orde  Baru. Hak  untuk mendapatkan kesetaraan pendidikan  tidak terpenuhi  karena  pemerintah  masih  mendominasi  dalam pendidikan  para  pelajar.
  • Pada tahun 1998, dimulailah masa reformasi atau masa  perubahan. Perubahan  yang  paling  signifikan  adalah  adanya  otonomi  daerah termasuk  otonomi Pendidikan. Pada  masa  ini,  Pendidikan  diberikan  ruang  kebebasan  untuk  dapat  berkembang.

Pendidikan di Indonesia terus berkembang. Bahkan pembebasan biaya bersekolah dari awalnya 9 tahun hingga sekarang 12 tahun terus terlaksana. Banyak kemajuan dalam pendidikan jika dibandingkan dengan terdahulunya. Baik secara internal maupun eksternal. Apalagi pendidikan di abad 21 ini. Baik secara teknologi yang terus berkembang pesat. Pendidikan pun ikut berkembang mengikuti zaman.

Perjalanan pendidikan di Indonesia tidak luput dari peran seorang guru. Sebagai seorang guru, kita perlu memahami perjalanan pendidikan terdahulu yang menjadi pondasi bagi pendidikan saat ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun