Mohon tunggu...
Hana Silma Hadana
Hana Silma Hadana Mohon Tunggu... Lainnya - UNNES

All is well!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peduli Sesama, Mahasiswa KKN-T UPGRIS Membuat Alat Cuci Tangan Injak untuk Pemilik Warung

29 Agustus 2020   16:09 Diperbarui: 30 Agustus 2020   08:51 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKN-T UPGRIS, Hana Silma Hadana memberikan alat cuci tangan injak kepada pemilik warung

Demak– Sabtu, 29 Agustus 2020. Kuliah Kerja Nyata Tematik Covid 19 Literasi dan Numeralisasi, program dari Kemendikbud yang banyak diikuti oleh mahasiswa di Indonesia. Salah satunya ialah mahasiswa dari Universitas PGRI Semarang. Bicara tentang KKN tentu tidak jauh dengan program kerja. Di masa pandemi ini tentu banyak program kerja yang diselenggarakan guna meminimalisir penyebaran Covid-19. Mahasiswa KKN-T UPGRIS 2020, Hana Silma Hadana membuat alat cuci tangan injak untuk salah satu pemilik warung makan di Desa Mranggen. Selain untuk digunakan sebagai alat cuci tangan, benda tersebut juga digunakan untuk meningkatkan kesadaran warga dalam pencegahan penyebaran Covid-19. Dengan mengolah barang yang tidak terpakai menjadi barang yang berguna. Anggota dari KKN-T UPGRIS tim 64 tersebut membuat alat cuci tangan injak sederhana namun bermanfaat bagi warga.

Tahun 2020 ini, Kemendikbud menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata Tematik Covid-19 Literasi dan Numeralisasi untuk membantu mahasiswa melaksanakan KKN di desa masing-masing. Salah satu peserta KKN-T terbanyak merupakan mahasiswa dari Universitas PGRI Semarang. KKN-T ini merupakan kerja sama dari Ditjen Dikti Kemendikbud dengan Badan Penanggulangan Bencana (BNPB), Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI), Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Rektor Perguruan Tinggi termasuk Rektor Universitas PGRI Semarang, serta Pemangku Kepentingan terkait. Mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini dapat memilih tema sendiri. Ada empat tema yang menjadi pilihan yaitu literasi dan numeralisasi luring, literasi dan numeralisasi daring, Covid-19 luring, dan Covid-19 daring.

Dalam kegiatan ini, UPGRIS mengelompokkan mahasiswa menjadi 103 tim. Hana Silma Hadana menjadi anggota dari tim 64. Semua kegiatan yang dilakukan dibimbing oleh Mega Novita, S.Si., M.Si., M.Nat.Sc., Ph. sebagai DPL tim 64.

Kegiatan ini mempermudah mahasiswa karena mereka dapat melaksanakannya di desa sendiri. Hal tersebut dilakukan agar KKN dapat berjalan tanpa harus melakukan perpindahan penduduk secara bergerombol atau keluar kota. Banyak mahasiswa dari Jawa Tengah yang mengikuti KKN Tematik ini. Salah satu kabupaten yang tertera memiliki peserta yaitu Kabupaten Demak. Hana Silma Hadana, mahasiswa Universitas PGRI Semarang mengikuti program KKN-T di Jatikusuman Barat RT 010 RW 003, Desa Mranggen, Kecamatan Mranggen, Kelurahan Mranggen, Kabupaten Demak.

Salah satu hal yang disusun untuk melaksanakan KKN ialah program kerja. Di masa pandemi ini, banyak program kerja yang dilaksanakan untuk mengedukasi masyarakat guna mencegah penyebaran Covid-19. Salah satu program kerja Hana ialah membuat alat cuci tangan injak sederhana. 

Mahasiswa jurusan Pendidikan dan Sastra Indonesia tersebut memanfaatkan barang tidak terpakai untuk membuat alat cuci tangan injak sederhana. Pada tanggal 28 Agustus 2020 dilakukan pembuatan alat cuci tangan injak dari tempat cat yang sudah tidak terpakai serta kursi bekas namun masih bisa digunakan dengan baik. Kedua benda tersebut dimodifikasi sedemikian rupa dengan tambahan bahan lain guna menghasilkan bentuk dan fungsi yang sesuai.

Setelah diuji coba dan dapat berfungsi dengan baik. Sabtu, 29 Agustus 2020, alat tersebut diberikan kepada salah satu warga di Desa Mranggen RT 010/003. Warga tersebut ialah pemilik warung makan yang selalu ramai dikunjungi oleh warga lain. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga, terutama di tempat makan agar tetap mematuhi protokol kesehatan pada masa pandemi ini. Alat cuci tangan injak tersebut berguna agar warga dapat mencuci tangan tanpa menyentuh alatnya.

"Ini alatnya bermanfaat apalagi cuma diinjak tidak usah disentuh," ujar Markonah, pemilik warung.

Selain hanya untuk cuci tangan, alat itu dilengkapi dengan stiker berupa enam langkah cara cuci tangan. Hal tersebut dimaksudkan agar warga dapat mencuci tangan dengan baik dan benar. Tidak hanya asal-asalan mencuci tangan.

"Saya baru tahu ada enam langkah cuci tangan setelah lihat tulisan ini," ungkap Vida, salah satu pembeli.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun