Hal ini sering penulis alami, dan faktanya kami berbicara dengan tekanan nada yang tinggi bukan berarti kami bertengkar melainkan semakin tinggi tekanan nada yang dikeluarkan maka akan ditandakan sebagai semakin senang dan bahagianya kami. Dan hal ini bukanlah suatu masalah yang harus dipertanyakan lagi, karena budayalah yang telah membentuk karakter tiap individu.Â
Baca juga : Yuk Belajar Komunikasi Antar Budaya dari Sekarang!
Penulis juga menghargai setiap budaya orang lain maka dari itu perlu adanya saling menghargai budaya dengan tidak menanyakan secara berulang kali mengenai hal yang sama.Â
Setelah satu bulan beradaptasi dengan budaya Jawa, akhirnya penulis mengambil keputusan yang pada dasarnya bertolak belakang dengan budaya Ambon yaitu harus bersikap lebih halus dan lembut kepada setiap orang. Hal ini merupakan konflik internat yang dialami oleh penulis.
Itulah mengapa komunikasi antar budaya sangat penting untuk dipelajari yang dimana untuk membantu mengetahui apa yang tidak pernah orang lain ketahui dan untuk mengurangi konflik antar budaya. Karena tanpa adanya pengetahuan komunikasi antar budaya maka akan sulit berinteraksi, berkerjasama dan memahami keaneragaman.
Daftar Pustaka:Â
Amaliya, N. (2017). Komunikasi antarbudaya: studi pada penduduk urban dengan penduduk asli Kelurahan Menanggal Kecamatan Gayungan Kota Surabaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H