Mohon tunggu...
Hana Salsabila
Hana Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - FIB Universitas Andalas

Passionate ENJT, Suka Sepeda dan Ilmu Baru

Selanjutnya

Tutup

Horor

Laut dan Kampung Tionghoa

29 Oktober 2024   14:52 Diperbarui: 29 Oktober 2024   15:04 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Cerita ini sudah lumayan lama sekali terjadi. Dan ini adalah pengalamanku sendiri. Kala itu, aku sedang bekerja menjadi salah satu pengajar bahasa asing di sebuah balai latihan kerja. Lokasi kantorku terbilang cukup asing bagiku, banyak keturunan Tionghoa yang bermukim disana. Sehingga aku yang beragama muslim sedikit kesusahan untuk mencari makanan halal ketika perutku sedang lapar. 

Kantor itu berbentuk bangunan 3 lantai dengan luas lumayan lebar. Kata seniorku sih dahulunya disana adalah sebuah penginapan. Tempatnya memang dekat dengan laut, jadi banyak sekali turis mancanegara yang berkunjung. Cuma, entah kenapa penginapan itu tidak laku, hingga pemiliknya memutuskan untuk gulung tikar dan menjual bangunan itu.

Singkat cerita, ketika aku mulai bekerja disana, perusahaan itu sedang menjalankan sebuah program pelatihan bahasa untuk anak SMK. Jadi, para siswa yang belajar bahasa diharuskan untuk menginap di asrama kantorku itu. Alasannya sih supaya anak-anak tidak bolos dan lebih disiplin. 

Pesertanya cukup banyak, hingga lantai 3 dari bangunan itu harus direnovasi. Dahulunya, lantai 3 itu digunakan untuk menyimpan barang-barang keperluan penginapan. Jadi, tidak ada orang yang pernah secara intens masuk ke sana. 

Hari itu, lantai 3 sudah selesai direnovasi, sekarang para siswa sudah punya asrama untuk mereka beristirahat. Seminggu pertama, kegiatan berjalan lumayan lancar, walau ada sedikit penyesuaian terhadap kebiasaan baru, tapi para siswa mampu beradaptasi dengan cepat.

Namun, dihari pertama minggu kedua, hal yang diluar prediksi terjadi. Malam itu, aku bersama dua orang rekan kerjaku sedang bercerita tentang hal-hal random yang sudah kami lalui selama hidup. Kami juga mendengarkan musik yang diputar dari YouTube untuk menambah suasana menjadi lebih seru. Tak terasa waktu bergulir begitu cepat, sudah hampir jam 1 malam. Salah satu temanku memutuskan untuk pergi tidur karena matanya sudah sangat mengantuk, sementara aku dan temanku yang lain masih lanjut bercerita. 

Hingga kegiatanku itu diinterupsi oleh temanku yang lain, kebetulan ia juga sedang bercakap-cakap ria dengan teman lain di depan kamar staff. ia masuk ke dalam kamar sambil bertanya, "Adakah yang tahu cara mengobati sakit Magh? Ada siswa yang sakit perut sampai menangis" 

Aku yang mempunyai sedikit ilmu dasar untuk menanggulangi kambuhnya sakit lambung akhirnya pergi ke dapur untuk mengambil air hangat dan obat magh. Lalu aku dan temanku itu berjalan ke asrama di lantai 3. Iya, kamar staff itu berada di lantai 2. 

Kondisi asrama siswa saat itu sangat kacau. Aku mendengar rintihan siswa yang dimaksudkan tepat satu langkah setelah anak tangga. Rintihannya sangat besar hingga bisa disebut teriakan. Namun salah satu siswa menghampiriku dan mengadu hal yang tidak masuk akal padaku. "Ada yang mau bunuh diri, lompat dari ujung sana" ucapnya dengan wajah panik. Aku terkejut dan langsung meminta temanku untuk menindaklanjuti laporan siswa tersebut. Sementara aku pergi mengurus siswa yang sakit perut.

Kondisi di dalam kamar putri itu sangat kacau, ranjang 3 tingkat itu sekarang penghuninya sudah berhamburan berkumpul di satu titik. Ya, tempat anak yang meraung keras itu. Teman-temannya tampak panik, dan ada satu orang yang membacakan ayat Al-Qur'an di telinganya. Aku masih mencerna apa yang terjadi, pikirku ini kan cuma sakit magh, kenapa harus dibacakan ayat-ayat suci? 

Aku naik ke ranjang itu, dan kusuruh temannya yang membaca ayat suci untuk berhenti. Tapi dia tidak mau, dan dia berteriak padaku "Dia kesurupan" sambil menunjuk anak yang tengah meraung dengan mata yang membelalak hampir keluar itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun