Menurut WHO kesehatan mental adalah keadaan sejahtera mental yang memungkinkan seseorang mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuannya, belajar dengan baik dan bekerja dengan baik, serta berkontribusi pada komunitasnya.
Risiko seseorang akan terkena kesehatan mental serta faktor pelindung bisa ditemukan di masyarakat pada skala yang berbeda-beda setiap individu nya.
Beberapa Penyebab seseorang terkena gangguan kesehatan mental antara lain sebagai berikut :
- Faktor Genetik
- Adanya kekerasan dalam rumah tangga
- Pernah mengalami kekerasan saat kecil
- Pengangguran
- Stress
- Mengalami Trauma
Adapun beberapa gejala seseorang mendapatkan gangguan kesehatan mental, sebagai berikut :
- Berteriak
- Halusinasi, Delusi, Paranoa
- Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi.
- Marah secara berlebihan
- Ketakutan serta kekhawatiran berlebih
Salah satu contoh gangguan kesehatan mental adalah Gangguan Stress Pasca Trauma (PTSD) adalah gangguan mental yang terjadi karena seseorang pernah mengalami peristiwa yang traumatis, seperti kekerasan seksual, kecelakaan ataupun peristiwa-peristiwa lainnya yang berbahaya dan menakutkan.
Siapapun bisa mengalami PTSD, terutama bagi orang-orang yang pernah mengalami ataupun menyaksikan kejadian yang menakutkan dan berbahaya, biasanya orang yang menderita PTSD merasa takut meskipun ia tidak sedang berada dalam bahaya.
Menurut National Institute Of Mental Health, Gejala PTSD biasanya dimulai dalam waktu 3 bulan setelah peristiwa traumatis terjadi, tetapi bisa juga langsung muncul setelahnya. Setelah kejadian traumatis, biasanya gejala yang ditimbulkan seperti:
- Mengingat kembali kejadian traumatis serta jantung berdebar atau berkeringat
- Mengalami tanda-tanda fisik stress
- Memiliki mimpi buruk yang berulang terkait kejadian traumatis yang dialaminya.
- Selalu merasa waspada atau gelisah
- merasa bahwa masa depan atau kehidupan itu suram
Seseorang yang mengalami PTSD berusaha untuk terus menghindari hal-hal yang dapat mengingatkan mereka dengan trauma tersebut. Gejala yang dialami dapat ditangani melalui pengobatan. Namun, dapat juga mengonsumsi alkohol, penyalahgunaan narkoba, kemarahan, agresif, atau kekerasan, bahkan menyakiti diri sendiri hinggamemiliki keinginan untuk bunuh diri.Â
Gejala yang terjadi dapat juga berupa perubahan kepribadian, menghindari kehidupan sosial, dan mengalami insomnia. PTSD dapat diobati melalui pengobatan. Yaitu dengan menggunakan farmakoterapi (terapi menggunakan obat-obatan secara medis) dan psikoterapi. Selain pengobatan, dukungan dari keluarga dan teman juga menjadi hal yang penting dalam penyembuhan
PTSD ini dapat kita atasi dengan salah satunya diadakannya Event oleh mahasiswa Ilmu komunikasi dari Universitas Muhammadiyah Jakarta pada kelas Public Relation. Adanya Event ini, karena saat ini banyak orang sedang mengalami gangguan mental yang salah satunya ialah gangguan stress pasca Trauma. Berdasarkan wawancara kami dengan Kak Anggita, ia berpendapat bahwa gangguan stress pasca trauma itu gangguan ketika seseorang tertimpa suatu hal yang dialaminya dan itu menimbulkan trauma. seseorang yang mempunyai gangguan ini mengalami syok atau ketakutan yang berlebihan.Â
Gangguan stress pasca trauma dapat memungkinkan berkelanjutan apabila tidak ditangani dengan baik atau bahkan tidak dapat dukungan atau tidak dipedulikan oleh sekitarnya seperti keluarga, teman dan lain sebagainya. karena kalau hanya diri sendiri saja untuk melawan rasa takutnya, kemungkinan akan sulit. oleh karena itu perlu adanya dukungan kerabat serta mendapatkan pengobatan.