Mohon tunggu...
Money

Bab 9 Considering Materiality and Auditr Risk

12 November 2015   10:42 Diperbarui: 12 November 2015   11:31 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

1. Konsep Materialitas

Matrealitas adalah pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan laporan audit yang harus dikeluarkan.FASB 2 mendefinisikan materialitas sebagai: Besarnya penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang, dengan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan seseorang yang bijaksana yang mengandalkan informasi tersebut mungkin akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji tersebut. Langkah-langkah dalam menerapkan materialitas adalah sebagai berikut:

  • Menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas
  • Mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke segmen-segmen
  • Mengestimasi total salah saji dalam segmen
  • Memperkirakan salah saji gabungan
  • Membandingkan salah saji gabungan dengan mempertimbangkan pendahuluan atau yang direvisi tentang materialitas.

2. Pertimbangan Pendahuluan Tentang Materialitas

Pertimbangan pendahuluan tentang materialitas adalah jumlah maksimum yang membuat auditor yakin bahwa laporan keuangan akan salah saji tetapi tidak mempengaruhi keputusan para pemakai yang bijaksana. Auditor menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas untuk membantu merencanakan pengumpulan bukti yang tepat.

Beberapa faktor yang mempengaruhi pertimbangan pendahuluan auditor tentang materialitas untuk seperangkat laporan keuangan tertentu, faktor yang terpenting adalah:

  • Materialitas adalah konsep yang bersifat relatif ketimbang absolut
  • Dasar yang diperlukan untuk mengevaluasi materialitas
  • Faktor-faktor kualitatif yang juga mempengaruhi materialitas.

3. Alokasi Pertimbangan Pendahuluan Tentang Materialitas Kedalam Segmen Audit

Alokasi ini perlu dilakukan karena auditor mengumpulkan bukti per segmen dan bukan untuk laporan keuangan secara keseluruhan. Sebagian besar praktisi mengalokasikan materialitas ke akun-akun neraca dan bukan ke akun-akun laporan laba-rugi, karena kebanyakan salah saji dalam laporan laba rugi memiliki pengaruh yang sama terhadap neraca akibat digunakannya sistem pembukuan double entry.

Auditor menghadapi 3 kesulitan utama dalam mengalokasikan materialitas pada akun-akun neraca yaitu:

  • Auditor memperkirakan akun-akun tertentu mangandung lebih banyak salah saji dibandingkan akun-akun lainnya.
  • Baik lebih saji maupun kurang saji harus dipertimbangkan.
  • Biaya audit relatif mempengaruhi pengalokasian ini.

4. Konsep Resiko Audit

Auditor menerima beberapa tingkat resiko atau ketidakpastian dalam melaksanakan fungsi audit.sebagian besar resiko yang dihadapi auditor sulit diukur serta membutuhkan pertimbangan yang cermat sebelum auditor dapat merespon dengan tepat. Merespon resiko-resiko ini dengan baik sangat menentukan dalam mencapai audit yang bermutu tinggi.

Standar pekerjaan lapangan yang kedua mengharuskan auditor memahami entitas dan lingkungannya termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai resiko salah saji yang material dalam laporan keuangan klien.

 

5. Model Resiko Audit

Auditor menggunakan model resiko audit untuk mengidentifikasi lebih jauh salah saji yang potensial dalam laporan keuangan secara keseluruhan serta saldo akun khusus, kelas transaksi dan pengungkapan dimana salah saji paling mungkin terjadi.

Model resiko audit membantu auditor memutuskan seberapa banyak dan jenis bukti apa yang harus dikumpulkan dalam setiap siklusnya. Model ini biasanya dinyatakan sebagai berikut:

                        PDR = AAR / IR x CR

Dimana : PDR = resiko deteksi yang direncanakan (planned detection risk)

               AAR = resiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk)

                 IR = resiko inhern (inhern risk)

               CR = resiko pengendalian ( control risk)

 

6. Hubungan Antar Komponen-Komponen Resiko Audit

Dampak ketiga komponen resiko terhadap penentuan resiko deteksi yang direncanakan serta hubungan keempat resiko dengan bukti audit yang direncanakan.

  • Faktor yang mempengaruhi resiko adalah ketergantungan pemakai eksternal, kemungkinan kegagalan keuangan dan integritas manajemen merupakan resiko audit yang dapat diterima berhubungan langsung dengan resiko deteksi terencana dan mengalami hubungan terbalik penurunan bukti audit yang direncanakan.
  • Faktor yang mempengaruhi resiko adalah sifat bisnis, hasil audit sebelumnya, penugasan awal versus penugasn berulang, pihak-pihak yang terkait, transaksi nonrutin, pertimbangan yang diperlukan, unsur-unsur populasi, faktor-faktor yang berkaitan dengan salah saji yang berkaitan dengan salah saji yang timbul akibat pelaporan keuangan yang curangdan kerentanan aktiva terhadap misapropriasi berhubungan terbalik dengan resiko inhern, resiko deteksi terencana dan bukti audit yang direncanakan.
  • Faktor yang mempengaruhi resiko adalah efektivitas pengendalian internal dan rencana pengandalan merupakan resiko pengendalian berhubungan terbalik dengan resiko deteksi terencana dan berhubungan langsung dengan bukti audit yang direncanakan.

 

7. Mengevaluasi Hasil

Setelah auditor merencanakan penugasan dan mengumpulkan bukti audit, hasil-hasilnya juga dinyatakan dalam versi evaluasi model resiko audit. Model resiko audit untuk mengevaluasi hasil-hasil audit dinyatakan dalam SAS 107 sebagai:

                                    AcAR = IR x CR x AcDR

Dimana :

AcAR = achieved audit risk (resiko audit yang dicapai)

IR        = inhern risk (resiko inhern)

CR       = control risk (resiko pengendalian)

AcDR = achieved detection risk (resiko deteksi yang dicapai)

Rumus tersebut menunjukan tiga cara untuk mengurangi resiko audit yang dicapai ketingkat yang dapat diterima:

(1) mengurangi resiko inhern,

(2) mengurangi resiko pengendalian,

(3) mengurangi resiko deteksi yang dicapai dengan meningkatkan pengujian audit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun