Mohon tunggu...
Hanan Wiyoko
Hanan Wiyoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya menulis maka saya ada

Suka membaca dan menulis, bergiat di literasi digital dan politik, tinggal di Purwokerto, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Book

La Hami, Roman Apik Karya Marah Rusli

17 Juni 2023   05:54 Diperbarui: 17 Juni 2023   06:37 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar beragam cover roman La Hami karya Marah Rusli. tangkapan layar pencarain Google/dok pri

Perjumpaan saya dengan novel berjudul La Hami karya Marah Rusli berawal dari ketidaksengajaan. 

Buku yang dicetak pertama di tahun 1953 ini saya dapatkan dari sebuah bazar di aula Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, awal Juni 2023 ini. Saya beli murah, Rp 15.000. Dua hal yang membuat saya tertarik adalah, pertama terkait niatan saya sedang mengumpulkan buku sastra untuk koleksi. Adapun kedua, buku ini ditulis oleh penulis kenamaan Indonesia, termasuk pujangga lama. Beruntunglah saya mendapatkan roman ini. 

"Roman ini patut diangkat ke layar kaca. Alurnya menarik,"

Marah Rusli dikenal sebagai penulis roman Sitti Nurbaya, Kasih Tak Sampai (1922) sebuah roman yang terkenal dan kisahnya pernah diangkat ke layar kaca era 1990an melalui TVRI. 

Bagi saya, roman La Hami ini karya keren. Roman yang mengisahkan tentang kehidupan suku dan kerajaan di Pulau Sumbawa. Dengan membaca buku ini, kita dibawa ke alam Sumbawa sebelum terjadi letusan besar Gunung Tambora di tahun 1815. Marah Rusli (1889 - 1968), membuat roman ini dengan menuangkan pengalamannya ketika tinggal 3 tahun di Sumbawa. Dan hebatnya, detil kehidupan ditulis dengan teliti meski sudah meninggalkan pulau itu selama 35 tahun.

Bagi saya, membaca ini seperti layaknya menonton sinetron. Ceritanya seru, menegangkan, dan dengan alur yang menyimpan rasa penasaran pembaca untuk melahap buku ini sampai tuntas.

La Hami menceritakan kisah pemuda berusia 24 tahun bernama La Hami yang ingin naik derajat sekaligus membuka tabir teka-teki tentang siapa kedua orang tuanya. Dalam kisahnya, La Hami saat berusia 1 bulan dibuang dengan cara dihanyutkan hingga ditemukan dan diasuh oleh orangtua angkatnya di sebuah gua di tepi pantai. Perlahan kehidupannya berubah setelah belajar ilmu kesaktian dan pergi merantau melewati kota dan kerajaan-kerajaan di Pulau Sumbawa. Kisah hidupnya keras dan penuh tantangan. Hingga tidak sengaja berjumpa dengan seorang putri kerajaan namunbak pungguk merindukan bulan. 

Dapatkah La Hami meraih cintanya?

Dan siapakah La Hami sesungguhnya?

Sengaja cerita ini tidak saya tuntaskan, agar pembaca bisa mendapatkan kepuasan tersendiri setelah membaca kisah La Hami ini. Selamat membaca

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun