Menulis membutuhkan pikiran yang fokus, jiwa yang tenang. Tanpa keduanya, sepertinya susah untuk membuahkan karya tulis.
MENULIS merupakan proses kreatif. Membutuhkan olahrasa dan olahpikir. Memilih diksi dan merangkai kata untuk menyampaikan pesan dan nilai-nilai. Tanpa adanya pesan yang ingin disampaikan, maka tulisan terasa hambar.
Tulisan yang dalam tidak lahir dari proses grusa-grusu. Bukan kejar tayang. Melainkan kedalaman berpikir. Menulis bagi sebagian orang menjadi wahana untuk berkontemplasi. Meluapkan emosi jiwa melalui kekuatan kata-kata.
Minimal ini yang sedang saya rasakan. Ketika pikiran sedang kalut, mood menulis menjadi terganti. Memaksakan diri untuk menulis menjadi pekerjaan yang sulit. Jari-jari seolah kaku, waktu berasa padat. Keinginan menulis menjadi pudar. Adakah yang pernah merasakan demikian?Â
Pikiran yang fokus menurut saya penting dalam menulis. Ya, konsentrasi. Banyak hal menurut saya, dapat mengganggu konsentrasi atau fokus dalam menulis hilang. Saya bagi menjadi dua faktor penyebab gangguan dalam menulis yakni, faktor internal (dari dalam) dan faktor eksternal (dari luar).
Faktor internal bermula dari pikiran sedang terganggu atau menanggung masalah/kalut. Kondisi demikian, membuat mood menulis hilang dan hati tidak tenang. Ketenangan hati dan mood menjadi modal awal untuk menulis. Bila keduanya sedang terganggu / hilang (bad mood), biasanya sulit untuk meramu narasi. Bila hal ini terjadi, solusi yang bisa dilakukan menurut saya ada dua. Pertama, berhenti menulis sama sekali. Stop membuat tulisan. Menulislah setelah mood kembali datang, pikiran tenang.  Kedua, memaksa menulis dengan tema curhat. Maksudnya menuangkan beban permasalahan, beban pikiran kedalam narasi. Cara ini bisa menjadi sarana healing atau penyembuhan sekedar mengurangi beban pikiran. Curhat melalui kata-kata.Â
Kendala eskternal yang menjadi pengganggu konsentrasi menulis menurut saya disebabkan beragam kondisi / faktor. Misalnya, kesibukan pekerjaan lain yang menyita waktu. Lalu, gangguan alat komunikasi / gadget yang menjadikan berlama-lama bermain gadgetnya. Gangguan faktor eksternal harus disingkirkan dengan memperkuat komitmen pribadi untuk menulis. Misalnya, secara khusus menyediakan waktu untuk menulis pada jam tertentu. Atau memberlakukan diet gadget, agar bisa terhindar dari boros waktu dan hilang konsentrasi akibat bermain gadget.
Demikian ulasan saya tentang faktor penyebab gangguan konsentrasi dalam menulis dan cara membangkitkan kembali semangat menulis. Mari terus menulis. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H