Mohon tunggu...
Hanan Wiyoko
Hanan Wiyoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya menulis maka saya ada

Suka membaca dan menulis, bergiat di literasi digital dan politik, tinggal di Purwokerto, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Prihatin! Kok Tega Nyinyir ke Musibah KRI Nanggala-402

27 April 2021   04:39 Diperbarui: 27 April 2021   07:51 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Etika bermedia sosial yang rendah ditengarai jadi muasal munculnya komentar nyinyir atas musibah subsunk kapal selam KRI Nanggala-402. Ayo warganet, kedepankan empati, tahan komentar miring atas terjadinya musibah. 

MUSIBAH tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 yang mengakibatkan 53 awak kapal meninggal adalah duka kita bersama. Telah gugur patriot prajurit Hiu Kencana dalam misi latihan penembakan di perairan utara Pulau Bali, 21 April 2021 dini hari. Musibah besar yang harus disikapi sebagai sarana evaluasi dan instrospeksi agar kejadian serupa tak lagi terulang.

Sungguh prihatin, di tengah musibah ini ada warganet yang memberikan komentar miring. Alih-alih ikut menyampaikan duka, warganet tak beretika justru membuat postingan bernada candaan yang tidak lucu dan menyinggung perasaan kita bersama. Terpantau ada 3 postingan tidak senonoh dari warganet diantara ribuan postingan duka cita.

Dari rangkuman berbagai sumber, komentar tidak senonoh dilontarkan oleh seorang oknum polisi di Polsek Kalasan, Yogyakarta, calon presiden fiktif Nurhadi di Kudus, Jawa Tengah, dan seorang pria di Belawan, Sumatra Utara. Unggahan mereka berbuntut panjang. Selain dikomplain dan dihujat oleh sesama warganet, masing-masing dari mereka dicari kepolisian untuk diminta keterangan dan meminta maaf.

Dari peristiwa ini menunjukkan masih rendahnya kepekaan sosial warganet terhadap peristiwa-peristiwa musibah yang menyita perhatian public. Perlunya dikedepankan etika bermedia sosial, diantaranya adalah sikap menunjukkan sikap empati (ikut merasakan) terhadap sebuah fenomena sebelum diunggah dalam postingan. Hindari membuat bahan lelucon atau meme dari sebuah peristiwa duka atau musibah.

Bersikaplah menujukkan kepedulian dengan membuat postingan berujar doa dan harapan, serta penghiburan bagi keluarga korban. Dengan mendepankan empati dan etika dalam bermedia sosial, niscaya dunia maya menjadi ranah digital yang nyaman. Ingat, di dunia maya jari-jarimu adalah harimaumu! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun