Menumbuhkan gerakan literasi butuh dukungan dan keteladanan dari tokoh publik. Saya berkesempatan memotivasi ibu camat se-Kabupaten Banyumas untuk memajukan Gerakan Literasi di masing-masing kecamatan. Apa yang bisa dilakukan para istri camat ini?
SAYA berkesempatan memberikan pembekalan kepada 27 istri camat yang baru saja dikukuhkan sebagai Bunda Literasi tingkat Kecamatan, Senin (22/3/2021).Â
Pengukuhan dilakukan oleh Bunda Literasi Kabupaten Banyumas, Erna Husein di Pendopo Sipanji, Purwokerto. Bunda literasi tingkat kabupaten dijabat istri bupati, sedangkan bunda literasi tingkat kecamatan dijabat oleh istri camat.
Apa yang saya sampaikan?
Saya mengawali dengan dua pertanyaan diskusi. Pertama, apa hubungan literasi (membaca dan menulis) dengan tingkat kesejahteraan?. Lalu pertanyaan kedua, apa yang akan dilakukan oleh para bunda literasi di masing-masing kecamatan untuk menggerakan literasi? Keduanya pertanyaan ini cukup membuat suasana pembekalan menjadi hidup.Â
Jawaban pertanyaan pertama berkaitan dengan upaya diri untuk mau terus belajar guna mencapai tujuan hidup dan jawaban pertanyaan kedua berkaitan dengan inti acara. Yakni membuat peserta berpikir, setelah dikukuhkan lalu apa yang akan dikerjakan nantinya.
Saya tidak berharap bahwa setelah dikukuhkan, para bunda ini kebingungan menyusun rencana aksi. Dengan adanya motivasi, saya berharap para istri camat ini mampu bersinergi dengan kader penggerak literasi yang masing-masing wilayah untuk berkegiatan Bersama.
Posisi bunda literasi yang dijabat oleh istri camat adalah posisi strategis untuk menggerakan literasi. Tinggal didorong adanya kerjasama dengan kader penggerak yang saat ini aktif mengelola taman baca atau perpustakaan di tingkat desa. Para istri camat ini juga saya dorong untuk membuat pojok baca di kantor kecamatan.
Pengukuhan Bunda Literasi tingkat kecamatan ini juga diapresiasi oleh Ketua Forum Taman Baca Masyarakat (FTBM) Kabupaten Banyumas, Fajar P dan pegiat taman baca asal Sumpiuh yang sudah meraih prestasi nasional, Any Anggorowati. Keduanya berharap, bunda literasi bisa bersinergi dengan pegiat taman baca untuk berkegiatan bersama.
Di depan para bunda literasi tingkat kecamatan, saya kemukakan tantangan dan peluang menumbuhkan gerakan literasi sampai ke tingkat desa. Salah satunya adalah kebutuhan untuk mendorong generasi penerus yang suka membaca dan menulis serta tantangan digitalisasi.Â
Adapun peluang yang bisa dilakukan para bunda literasi adalah memberdayakan jaringan tokoh penggerak formal maupun informal untuk bergerak berliterasi bersama.