Mohon tunggu...
hanantomo
hanantomo Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Public Relations Student at UPN Veteran Yogyakarta

Photographer and Travel Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Suronan di Lereng Gunung Merapi

28 Juli 2023   21:49 Diperbarui: 28 Juli 2023   22:01 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedekah Gunung Merapi pada malam 1 Suro kembali dilaksanakan di Selo, Boyolali. Acara suronan yang dirayakan oleh masyarakat di sekitar lereng Gunung Merapi ini dilakukan dengan melarungkan kepada kerbau di Pasar Bubrah, Merapi.

Upacara tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Lencoh pada Selasa malam (18/07/2023) di awali oleh kirab kepala kerbau menuju Joglo Mandala.

Selama turun temurun, acara yang digelar dalam rangka memohon keselamatan dan kedamaian bagi mereka yang bermukim di sekitar Gunung Merapi dari bencana alam. Hal tersebut mengingat Gunung Merapi merupakan gunung yang masih aktif dan bisa kapan saja meletus.

Selain itu, upacara ini digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas potensi yang telah diberikan bagi masyarakat sekitar Merapi. Terlebih lagi, tanah yang subur sehingga masyarakat mampu merasakan dampaknya dengan berbagai hasil pertanian yang mereka tanam.

Bagi Masyarakat Desa Lencoh, upacara suronan ini merupakan acara yang wajib dan tidak berani untuk ditinggalkan dan harus menggunakan kepala kerbau sebagai seserahan.

"Dulu pernah diganti dengan kepala kambing, tetapi malah hujan angin selama tiga hari tiga malam," ujar Bapak Ngatemin, ketua RT Dukuh Kedung, Desa Lencoh.

Selain kepala kerbau, terdapat beberapa sesaji lainnya yang harus ada pada prosesi upacara suronan tersebut.

Pendamping kepala kerbau diantaranya tumpeng nasi jagung, gomoh, ancung-ancung, daun ranti, pelas, kopi gula batu, teh, pisang raja 2 biji, rokok dari berbagai merk, rokok klobot, Jolali, Sempuro, Panggang Butho, Uang receh dan Kemenyan yang dibakar.

Foto oleh Hanantomo
Foto oleh Hanantomo

Pertunjukkan wayang kulit juga turut memeriahkan perayaan suronan di Lereng Merapi ini. Selain itu, terdapat bazar-bazar yang menjajakan berbagai makanan dan minuman sebagai penghangat dari dinginnya udara pegunungan.

Upacara yang digelar pada malam hari ini disambut meriah oleh warga lereng Merapi, bahkan dihadiri langsung oleh Bupati Boyolali, M. Said Hidayat.

Tradisi yang sudah ada sejak Kanjeng Sunan Pakubuwana ke-VI ini menjadi bukti bahwa masyarakat Jawa, khususnya masyarakat yang tinggal di lereng Merapi mampu menghargai pemberian dari alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun