Mohon tunggu...
112022003 Hanan Naufal S
112022003 Hanan Naufal S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Teknik Elektro - Institut Teknologi Nasional - Elektronika Analog

Mahasiswa semester 3 Teknik Elektro, Tugas Elektronika Analog, Dosen pembimbing Ir. Rustamaji, M.T.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sinyal 5G sebagai Pendorong Utama di Balik Keputusan untuk Mengakhiri TV Analog

24 Desember 2023   05:56 Diperbarui: 24 Desember 2023   05:56 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Teknologi 3G menggunakan frekuensi yang lebih tinggi (1920-1980 Mhz) untuk penerimaan,  dan (2110-2170 Mhz) untuk pengiriman dan menciptakan layanan dengan kecepatan lebih lebih cepat. EDGE (Enhanced Data Rates for Global/GSM ) atau E-GPRS menciptakan layanan dengan kecepatan maksimal mencapai 473 Kbps. Di generasi ke 3 ini selain menggunakan frekuensi sebesae 2.1 Ghz bisa juga menggunakan frekuensi sebesar 900 Mhz, 1800 Mhz, bahkan 700Mhz. (Shafana, n.d.)

  • 3.5G (High-Speed Downlink Packet Access (HSDPA))

Adanya perkembangan dari teknologi 3G yaitu akses data yang mengadopsi saluran HSDPA, Teknologi ini juga mendukung layanan multimedia dan aplikasi yang memerlukan koneksi internet yang stabil, teknologi ini memiliki kecepatan 480 Kbps lebih cepat dari 3G. (Shafana, n.d.)

  • 4G (LTE)

Teknologi 4G menawarkan kecepatan transfer data yang jaun lebih dari 3G dan 3.5G. Layanan 4G pertana kali diuji coba tahun 2013 di Pulau Bali dan mulai dikomersikan pada akhir tahun 2014 di seluruh indonesia dengan Telkomsel sebagai pelopor 4G menyediakan koneksi internet yang lebih mendukung aplikasi seperti streaming video HD, game online tanpa lag dan proses komunikasi yang lebih lancar dengan video conference. Frekuensi yang di tawarkan pada generasi ini sebesar 1.800 Mhz. (Sinaga, n.d.)

  • 5G

Teknologi 5G menawarkan kecepatan transfer data yang jauh lebih dari 4G, dengan kecepatan unduh (download) dan unggah (upload) mencapai 20 Gbps. 5G juga memiliki latensi atau waktu tunda yang sangat rendah, yaitu kurang dari 1 milisekon, sehingga mendukung berbagai aplikasi dan layanan yang membutuhjan koneksi internet yang stabil dan seperti Internet of Things (IoT), cloud computing, augmented reality, virtual reality, telemedicine, dan lain-lain. Di layanan 5G ini terdapat 3 frekuensi utama yang pertama pada frekuensi 700 MHz untuk lowband yang dimana pada frekuensi ini merupakann frekuensi dividend yang berasal dari peralihan TV analog menjadi TV digital, Lalu pada frekuensi ke dua menggunakan frekuensi 3.4 - 3.8 GHz untuk mid band yang dimana pada frekuensi ini digunakan untuk komunikasi satelit, Dan di frekuensi ke tiga menggunakan frekuensi sebesar 26 - 28 GHz untuk high band. (Adityo & Krisnadi, n.d.)

Untuk memenuhi tuntutan yang diharapkan dari implementasi 5G, spektrum 5G harus dapat mengakses spektrum yang cukup, tetapi juga harus cukup fleksibel untuk menggunakan pita frekuensi yang berbeda untuk setiap skenario pengguna. Digunakan tiga pita frekuensi yaitu 700 Mhz untuk low band, 3,300 - 4,200 MHz untuk mid band, dan 24,2 - 29,5 GHz untuk high band. Namun masalah di indonesia adalah frekuensi 700 MHz dan 3.4 - 3.8 GHz masih digunakan oleh televisi analog dan satelit untuk memastikan bahwa spektrum 5G tidak akan menjadi masalah untuk penggelaran, regulator disarankan untuk menyelaraskan alokasi frekuensi dengan mempercepat proses pemutusan analog dan mengalokasikan frekuensi satelit.

Dalam rangka mempercepat penerapan kementrian komunikasi dan informatika (KEMENKOMINFO) dan mendukung industry multimedia di Indonesia, ASO juga diharapkan mengakui penyiaran digital. Masyarakat yang televisinya belum menerima siaran digital diminta segera memasang set top box agar bisa menonton siaran digital di TV lama. Sementara, TV yang sudah mendukung teknologi penerimaan siaran digital video broadcasting terrestrial cukup cari sinyal siaran digital lewat pengaturan.

Dengan demikian, ASO menjadi Langkah penting dalam perkembangan jaringan 5G di Indonesia. Migrasi siaran TV analog ke digital akan memperoleh efisiensi frekuensi digital dividend yang nantinya akan digunakan untuk memperluas akses internet dan mendukung perkembangan jaringan 5G.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun