Jabungan, Banyumanik (22/02) Persoalan pengelolaan sampah sudah bukan merupakan hal baru untuk dihadapi. Secara nasional, menurut statistik, Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah pada tahun 2020 dengan prosentase sebanyak 37,2% sampah di Indonesia berasal dari aktivitas rumah tangga.Â
Jika dilihat kondisi per daerah, permasalahan serius terjadi secara spesifik di Wilayah Kelurahan Jabungan, Banyumanik, Semarang dimana terdapat tumpukan sampah yang tak kunjung terurai.
Kelurahan ini merupakan salah satu kelurahan yang memiliki penanganan sampah yang baik dengan adanya bank sampah. Sampah yang telah dikumpulkan dari setiap rumah tangga akan dikumpulkan oleh petugas khusus untuk dipilih dan kemudian diserahkan ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Dengan begitu banyaknya polemik, muncul inisiatif yang dilakukan oleh Mahasiswa Universitas Diponegoro, yang ingin melakukan perubahan untuk lingkup pengolahan sampah yang lebih baik dan sejahtera untuk warga RW 6 Desa Jabungan.Â
Mahasiswa KKN Undip telah membuat inovasi berupa pemanfaatan sampah organik dalam budidaya maggot (black soldier fly). Maggot merupakan larva atau belatung dari lalat black soldier fly yang kini sedang populer untuk dibudidayakan.
Kandang lalat (gambar kiri) digunakan sebagai tempat bertelurnya lalat. Telur yang dihasilkan akan ditaruh pada media perkembangbiakan maggot.Â
Telur akan menetas menjadi larva lalu dibiarkan membesar hingga dapat dijual sebagai maggot atau belatung. Belatung yang dibiarkan saja hingga menjadi pupa dan lalat memiliki tujuan untuk dapat menghasilkan telur kembali. Telur ini akan kembali ditetaskan menjadi agar fase budidaya tetap dapat berlanjut.Â
Oleh karena hal tersebut produksi telur maggot merupakan hal yang sangat penting dalam keberlangsungan budidaya maggot tersebut.
Kegiatan KKN yang dilakukan oleh tim kami mengalami waktu sampai dengan 1,5 bulan. Dengan impact yang dihasilkan antara lain: