Negara Arab Saudi mendasarkan legitimasinya pada interpretasi Salafi-Wahhabi dari Islam. Pemerintah Saudi memandang dirinya sebagai pelindung dan penegak tauhid (pengesakan Tuhan) yang dipromosikan oleh gerakan Salafi-Wahhabi. Arab Saudi telah menggunakan kekayaan minyaknya untuk membangun dan mendukung lembaga-lembaga keagamaan yang mempromosikan ajaran Salafi-Wahhabi. Ini termasuk pembangunan masjid, sekolah-sekolah agama, dan lembaga-lembaga pendidikan Islam di seluruh dunia yang menjadi saluran penyebaran ideologi ini.
Melalui dana-dana keagamaan, Saudi telah memainkan peran penting dalam menyebarkan pemikiran Salafi-Wahhabi di seluruh dunia. Ini telah menciptakan pengaruh yang signifikan dalam bentuk lembaga-lembaga keagamaan, literatur, dan bahkan dukungan terhadap kelompok-kelompok Islam di berbagai negara.
Meskipun gerakan ini telah memberikan landasan keagamaan bagi sebagian besar penduduk Arab Saudi, kritik terhadapnya mencakup kekhawatiran akan intoleransi terhadap variasi pemahaman Islam serta penyalahgunaan istilah takfirisme dalam mendiskreditkan kelompok Muslim lainnya. Banyak orang melihat Arab Saudi sebagai pelindung agama Islam yang ortodoks, ada juga kritik terhadap negara ini karena dianggap sebagai promotor ideologi yang konservatif dan bahkan ekstremis. Beberapa kritikus menilai bahwa dukungan finansial Saudi telah menyebabkan penyebaran ideologi yang memicu radikalisasi di beberapa wilayah. Dengan peran yang berpengaruh dan sering kali kontroversial, gerakan Salafi-Wahhabi terus menjadi fokus perdebatan dalam dunia Islam.
Dampak Terhadap Umat Islam Global
 Gerakan Salafi-Wahhabi memiliki dampak yang signifikan terhadap umat Islam global, baik dalam hal keyakinan keagamaan maupun dinamika sosial dan politik. Dalam aspek keagamaan, pengaruh Salafi-Wahhabi tercermin dalam penekanan yang kuat pada interpretasi tekstual dan literal terhadap ajaran Islam. Hal ini dapat menciptakan ketegangan dengan aliran-aliran Islam lain yang mungkin mengadopsi pendekatan interpretatif yang lebih fleksibel. Paham takfirisme yang terkait dengan gerakan ini, meskipun tidak universal, dapat memicu konflik internal di kalangan umat Islam dengan mendeskreditkan kelompok-kelompok yang dianggap tidak sesuai dengan pemahaman Salafi-Wahhabi.
Selain itu, secara politis, adanya dukungan dan penyebaran ideologi Salafi-Wahhabi oleh Arab Saudi telah membentuk dinamika kebijakan dan konflik di berbagai negara. Negara-negara yang menerima dukungan finansial dari Arab Saudi untuk pembangunan masjid, lembaga pendidikan, atau proyek-proyek sosial sering kali juga menerima pengaruh ideologis Salafi-Wahhabi. Ini dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan politik, terutama jika masyarakat memiliki keragaman keagamaan yang signifikan. Dalam beberapa kasus, gerakan ini juga telah dihubungkan dengan kelompok-kelompok ekstremis yang menggunakan pemahaman Salafi-Wahhabi untuk membenarkan tindakan kekerasan. Oleh karena itu, dampak Salafi-Wahhabi pada umat Islam global melibatkan dinamika kompleks antara keyakinan keagamaan, ketegangan internal, dan pengaruh politik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H