Melanjutkan tulisan sebelumnya tentang Makassar, akhirnya sampailah saya di Kota Palu. Sebelum berangkat ke Palu, saya sudah mencari daftar wisata yang ada di Palu dan mencari orang-orang yang sekiranya bisa saya jadikan teman di Palu. Melalui media sosial instagram, saya pun menemukan Komunitas Pecinta Alam Garangkang (KPA Garangkang) menggunakan hastag nama salah satu gunung di Palu.Â
Setelah berkenalan, akhirnya dan berbincang melalui instagram dan line, akhirnya saya sampai di Palu. Ternyata mereka sudah menyiapkan waktu untuk menjemput saya di Bandara. Bukan saya yang minta, tapi mereka yang menawarkan.  Karena ini perjalanan dinas, maka saya dijemput oleh orang kantor  saya di cabang Palu.
Akhirnya saya bertemu dengan KPA Garangkang tadi. Mereka ramah. Mereka baik. Mereka menerima saya dan menjamu saya dengan sangat baik. Bakso tusuk, gorengan bakwan, ya sederhana tapi saya sangat senang disuguhi jajanan ini. Sabtu minggu.... hanya itu waktu yang saya punya untuk menikmati Palu. Sabtu sudah tersita dengan pergi ke kantor dan bertemu dengan beberapa orang. Minggu.... hanya ini sisanya.Â
Setelah ibadah pagi, akhirnya saya memutuskan menghubungi mereka secara dadakan, dan bertanya 'saya punya waktu dari jam 14.00 WITA sampai jam 11, apa ada rekomendasi bagusnya pergi kemana ? karena saya tidak mau waktu saya di Palu terbuang begitu saja' . Dan akhirnya mereka mengajak saya untuk mengunjungi Air Terjun Wera dan Matantimali.
Setelah mengendarai motor kurang lebih 1 jam akhirnya kami sampai di parkiran menuju Air Terjun Wera. Saya pikir dari parkiran jaraknya dekat, ternyata tidak... Butuh waktu kurang lebih 30menit berjalan kaki untuk dapat melihat langsung cantiknya Air Terjun Wera.Â
Perjalanan jalan kaki ini tidak terasa membosankan karena kami berjalan menyusuri pinggir kali yang airnya juga berasal dari limpahan Air Terjun Wera. Rasa puas dan bahagia pun menghampir ketika Wera terpampang indah di depan mata. Udara yang dingin diiringi gerimis kecil, tidak masalah bagi kami.
Duduk, diam, dan menghela nafas, itu cara saya menikmati perjalanan saya. Begitu juga pada saat saya berhadapan dengan Air Terjun Wera. Bersyukur karena dipertemukan dengan masyarakat lokal yang ramah.Â
Bukan seberapa jauh kau pergi, tapi bagaimana kau menikmati perjalananmu.