Mohon tunggu...
Hanan A
Hanan A Mohon Tunggu... -

Kelas 9!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saya (?) Bingung Judulnya :)

6 Mei 2010   10:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:22 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hhhaallohha kawan semua!!

Emmm, kita berpikir kritis dulu yuk, tapi tetep santé kok. Tenang. Saya nggak suka yang serius – serius, takut botak. Ntar nggak ada yang mau temenan sama saya lagi (?)

Well, pasti beberapa pernah denger, masalah yang terkait dengan “Pencuri Pisang” ato “Pencuri Pepaya” ato apalah. Pokonya kasusnya tuh mencuri sesuatu, tapi karena terpaksa. Oya, ada pula pencurian yang lucu “Mencuri Celana Dalam”. J seingat saya yang nyuri itu Pak Tani, niatnya untuk bersihin layar hapenya (wedew,, cooll) . Yah, pikir aja ya, seorang petani ngapain coba nyuri barang kaya gituan. Bahkan anak kecilpun kalo disuruh milih, pasti lebih milih celana boxer daripada celana dalam.. ckckck… AStajimm… J . Berarti niat si Tani itu belum tentu nyuri kan?! Bisa aja dia bener??

Nah, beralih ke pencuri “buah” (buah apa aja bisa, pokoknya yang pernah jadi kasus). Di mana gitu, saya diberi tahu oleh Jengkeluk, teman merangkap musuh saya, bahwa ada seorang tunawisma yang kelaparan, dan mengambil buah pisang yang jatuh (itupun rasanya asem, dan uda kotor pula). Astaghfirullah… gitu aja dipenjara. Ada pula, kasus yang saya ingat adalah tentang pencurian buah papaya. Motifnya saya lupa, yang jelas, hampir sama dengan pencuri pisang tadi, nggak bener – bener maksud nyuri.

Emang yang kebangeten siapa coba?! Yang punya kebun, ato yang nyuri??! Tapi yang nyuri itu kan emang kelaparan! Namanya orang terjepit, jangan disalahkan. Sekarang coba kita kembalikan kepada pemerintah tukang korupsi (pekerjaan baru ni… ada yang mau daftar?!), kalo pemerintah nggak korupsi, pasti uang untuk rakyat itu bakal kesalur, dan nggak ada istilah kepepet di kalangan masyarakat awam. Well, masalah kriminal kepepet kaya gini pasti nggak bakal kejadian! Mana semboyan demokrasi Indonesia>??!! Dari, Untuk, dan Oleh Rakyat. Tapi, yang kita rasakan sekrang adalah Dari rakyat, Oleh rakyat, dan Untuk konglomerat (appalaauussee!).

Sekarang, yang punya kebun. Ggiillee, saya yakin, yang punya kebun itu orang yang punya hati sama kaya pemerintah.

Yang jelas, seingat saya orang mencuri itu dipenjara dalam kurun waktu beberapa tahun. Mohon dicatat, beberapa tahun, untuk sesuatu sepele yang nggak bisa dibeli oleh kaum duafa gara – gara kebaikan pemerintah!

Sekarang, beralih ke korupsi. Well, langsung endingnya ya. Pasti ending di penjara (gag sah ditanya!). dipenjara,,, saya pernah denger gitu, orang korupsi dipenjara 2 tahun. Ada juga yang Cuma 3 tahun. Padahal tau sendiri kan. Korupsi pejabat itu nggak Cuma 5juta. Itu mah bukan korupsi pejabat namany! 5 juta bandingin dengn buah pisang yang mentah, kotor, jatuh di tanah. 2 tahun bandingin dengn pencuri yang gg bermaksud ngecuri itu (berapa tahun aku lupa).

Pak jaksa!! Anda dibayar berapa oleh para pejabat!!!?? Andai saja, penjara itu tidak bisa ditebus dengan uang! Klo penjara bisa ditebus dengan uang (Seperti sekrang ini, maka, hukuman pejabat yang korup 25juta mgkin hanya 4 tahun, sementara pencuri motor bekas 2 tahun) appplllaauuuseee lagi!!

Maaf, sya emang dari tadi ngomong ngawur. Tapi sekali lagi, saya sebagai anak SMP berumur 14 tahun, merasa malu!! Malu atas keegoisan Indonesia! Saya memang tidak tahu apa yang dilakukan pemerintah sekarang… tapi mohon, hal – hal sepele seperti ini, tolong diatasi. Pejabat yang korupsi 25juta, memakan uang rakyat, mengurangi jatah makan rakyat, membunuh rakyat! Harusnya hukumannya adalah hukuman mati! Sementara, prncuri pisang mentah, dipenjara. Memang, mungkin kehidupan pencuri tersebut lebih nyaman dipenjara (setidaknya ada tempat tinggal, kan kalautoh di luar mereka tidak diurusi oleh pemerintah walaupun ada semboyan ‘Perjuangkan Hak Manusia’). Tapi predikat dipenjara, benar – benar predikat yang melecehkan! Kecuali untuk orang – orang seperti koruptor yang patut mendapat gelar seperti itu!

Saya hanya mengeluarkan pendapat saya! Bukankah, kita bebas mengkritik, berpendapat?! Ayolah, kita bukan menganut paham Liberalism, bukan?! Terima kasih. Anda mau melaporkan saya?? Laporkan saja, tapi tolong jangan masukkan saya ke penjara, karena saya bukan konglomerat dan orang tua saya adalah orang taat agama yang anti korup. Yang tidak bisa menyuap para polisi dan jaksa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun