Mohon tunggu...
Hana Mufi
Hana Mufi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya adalah pembaca yang bersemangat dan mudah bergaul. Menjelajahi halaman-halaman buku adalah kebahagiaan bagi saya, sementara berinteraksi dengan orang-orang baru membuka jendela untuk pengalaman yang berharga. Saya percaya bahwa dengan membaca dan berbaur dengan beragam orang, saya dapat terus tumbuh dan menghargai keindahan dunia ini

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menyelami Kehilangan Tradisi Keluarga Saat Mahasiswa Mengarungi Ramadhan di Kota Besar

17 April 2024   20:20 Diperbarui: 17 April 2024   20:35 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : pinterest

Bulan suci Ramadhan bulan yang penuh berkah selalu menjadi momen spesial bagi umat islam di seluruh dunia. Namun, bagi sebagian besar mahasiswa, terutama yang yang menjalani studi jauh dari kampung halaman, Ramadhan menjadi momen yang menantang. Bagi sebagian mahasiswa yang menjalani studi di kota-kota besar, Ramadhan bukan hanya tentang ibadah dan puasa.

Terpisah dari keluarga dan tradisi yang selama ini telah mengakar kuat, mereka harus mencari cara baru untuk merayakan kebersamaan dan mendalami nilai-nilai keagamaan di tengah-tengah kesibukan akademis dan kehidupan sosial di kota besar. Salah satu kehilangan yang dirasakan oleh mahasiswa di kota besar saat Ramadhan adalah tradisi keluarga yang biasa mereka nikmati di kampung halaman. Tradisi seperti sahur bersama, tarawih di masjid bersama keluarga, atau bahkan hanya sekadar berbincang-bincang bersama di atas meja makan setelah berbuka puasa.

Meskipun dihadapkan pada kehilangan tradisi keluarga, mahasiswa di kota besar tetap memiliki kesempatan untuk menemukan makna Ramadhan yang baru. Mereka belajar untuk mandiri dalam menjalani ibadah, dan mengeksplorasi berbagai kegiatan Ramadhan yang diselenggarakan di lingkungan sekitar.

Ramadhan di kota besar juga memberikan peluang untuk memperluas pemahaman tentang keberagaman dan toleransi. Mahasiswa dapat belajar dari berbagai tradisi dan budaya Ramadhan yang berbeda dari teman-teman mereka yang berasal dari latar belakang yang beragam. Hal ini membantu mereka untuk menghargai keberagaman umat Islam dan memperdalam pemahaman mereka tentang nilai-nilai universal yang terkandung dalam bulan suci Ramadhan.

Dengan kemandirian, kreativitas, dan dukungan dari komunitas seiman, mereka dapat menemukan cara baru untuk merayakan kebersamaan dan memperdalam hubungan spiritual mereka dengan Allah SWT. Ramadhan di kota besar menjadi sebuah perjalanan yang mempertemukan mereka dengan diri mereka sendiri, tradisi baru, dan nilai-nilai universal yang menginspirasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun