Bapak Presiden yang terhormat,
Mohon maaf jika saya dianggap terlalu lancang dan sungguh berani menyampaikan kritik kepada Bapak selaku Presiden Republik Indonesia. Saya tahu bahwa tidak sepantasnya rakyat jelata seperti saya memberikan kritik kepada top leader Bangsa Indonesia. Tapi selaku bagian dari rakyat saya memberanikan diri menggores kertas ini dengan tintah kemurnian hati agar kami sebagai warga dan masyarakat provinsi riau dapat terselamatkan dari ancaman kabut asap yang senantiasa bergentayangan menghantui keberlansungan hidup kami.
Bapak Jokowi...
Harus berapa banyak lagi korban akan berjatuhan?, harus berapa banyak lagi air mata mengalir menyaksikan penderitaan dan siksaan akibat keberingasan asap ini? Harus berapa lama lagi kami menunggu keseriusan Pemerintah Pusat untuk membasmi malapetaka ini?
Pak! Jangan bedakan kami dengan daerah lain. Saya tahu bahwa Provinsi Riau bukanlah provinsi yang strategis untuk penerapan Politik Pencitraan karena kami hanyalah kaum minoritas yang diyakini tidak akan mengganggu stabilitas dan dukungan defacto rakyat terhadap Bapak Jokowi. Tapi pak... Negeri kami ini adalah negeri yang kaya dan terbukti bermanfaat terutama bagi sumber devisa negara. Negeri atas bawah minyak. Sementara kita mengetahui bahwa Pemerintah Pusat telah merampas hak-hak masyarakat Riau atas minyak yang semakin hari akan semakin terkuras. Padahal, jika kekayaan Riau tersebut dapat sepenuhnya dikuasai dan dirasakan oleh masyarakat Riau, maka bencana asap ini akan lebih mudah kami atasi bersama pemerintah lokal saja.
Bapak Presiden...
Hal ini saya sampaikan agar Bapak juga dapat merasakan tangisan hati masyarakat kami yang juga menjadi bagian dari rakyat Indonesia. Selain itu kemudian saya memberanikan diri mengatakan bahwa bencana ini disebabkan oleh kelalaian kepemimpinan Bapak... Mohon maaf jika saya minta tanggung jawab bapak sebagai Presiden agar segera mengatasi sekaligus memberantas penyebab kebakaran hutan ini. Dan keyakinan saya ada orang-orang kuat dibelakang ini yang terlibat. Jangan kambing hitamkan rakyat yang lemah pak, sementara mereka yang mestinya bertanggung jawab kemudian selalu dapat menghirup udara segar.
Demikian yang dapat saya sampaikan kepada Bapak Presiden Republik Indonesia. Besar harapan saya agar Bapak dapat memaafkan atas kelancangan perbuatan saya ini. Terima kasih
BY : Eka Sumahamid
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H