Dalam penerapannya secara sederhana, satuan pendidikan memanfaatkan lingkungan yang ada yaitu di sekolah dengan mengembangkan pembelajaran yang ramah otak dan ramah kantong, ups! maaf.... maksudnya minim pembiayaan dengan cara misalnya: memanfaatkan sisa anorganik atau sampah yang bisa di daur ulang seperti plastik, bekas kotak susu bekal anak ke sekolah yang tidak bisa kita hindari, selain itu sebagai upaya untuk menjaga lingkungan.
"Jadi, konsep dasar pendidikan holistik berbasis lingkungan bagi anak usia dini adalah sebuah pola pikir, paradigma, dan mindset dalam penerapan pembelajaran di satuan pendidikan dengan memanfaatkan sumber daya lingkungan yang ada di sekitar dan mudah didapatkan sebagai bahan APE sesuai dengan tujuan nasional pendidikan dan falsafah pendidikan dan sejalan dengan implementasi kurikulum merdeka yang digaungkan oleh kemendikbud ristek saat ini".
Di mana setiap stakeholder pendidikan/warga sekolah, khususnya guru atau pendidik harus memiliki wawasan luas, memiliki cara pandang dan mulai memperbaiki pola didik dan pola asuh yang sudah tidak sama lagi kondisi zamannya seperti dulu, namun tetap tidak melepaskan keagungan leluhur budaya, tradisi, norma dan adab kita sebagai manusia.
Mendidik manusia seutuhnya dimulai dari jenjang anak usia dini (0-6 tahun) adalah langkah nyata dalam mewujudkan cita-cita luhur bangsa untuk menyiapkan generasi emas tahun 2045 mendatang, tentunya dengan memperhatikan pendidik dan tenaga kependidikannya juga dengan cara mensejahterakan nya.
Karena amanah ini sudah ada, beribu dan beratus-ratus tahun lamanya untuk dijaga demi keberlangsungan hidup manusia secara utuh dan menyeluruh.
Jika bukan tugas kita, siapa lagi?
Hana Marita Sofianti
Purwakarta, 05 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H