"Mendidik anak  dengan hati adalah mendekatkan rasa dengan jiwa anak untuk memudahkan berinteraksi di rumah dan memudahkan pelayanan pembelajaran yang menyenangkan di sekolah" . ( Hana Marita S)
Kenapa harus dengan hati? Ya, karena dari hati lah semua ketulusan berawal dan bermulanya sebuah keikhlasan di nilai dalam kegiatan kita sehari-hari dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali.
Tidak hanya dengan mengalami hal yang menyenangkan, bagi saya seorang praktisi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) keterikatan hati dengan anak-anak didik saya adalah hal yang sangat penting dan perlu di garis bawahi, selain untuk pendekatan rohani tentu sebagai pemicu semangat dan faktor psikologis anak dalam melaksanakan kegiatannya di rumah ataupun di sekolah.
Sebagaimana menulis, mendidik dengan hati adalah menterjemahkan sebuah rasa yang di hadapi seorang pendidik dengan anak dan apa yang terlibat di dalamnya.
Hati adalah faktor terpenting dan di sana terdeteksi takaran aturan perasaan seorang pendidik terhadap anak didiknya untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran dan untuk memahami sebuah prosesnya ketika anak berada di rumah dan di sekolah.
1. Perhatikan waktu dia bangun pagi
Dengan memperhatikan anak bangun pagi akan menjadikan anak terbiasa untuk bangun tidur sesuai dengan pola asuh yang di terapkan ketika anak mulai membiasakan pembiasaan yang sesungguhnya, misalnya anak bangun tidur pukul 05 subuh maka seterusnya harus begitu.
Untuk anak didik di sekolah tentunya dengan observasi atau menanyakan langsung kebiasaan bangun pagi di rumahnya, karena anak akan selalu jujur dengan jawabannya.
2. Mandi dengan bersih
Pada umumnya anak usia dini belum sepenuhnya mandiri, terutama pada bagian mandi artinya masih ada yang dibantu oleh orangtuanya dan bisa jadi anak juga belajar mandi sendiri dan terkadang tidak mau di mandikan kita sebagai orangtuanya karena merasa sudah bisa.