Pagi ini ku baca sepucuk puisi tak bertepi
Bukan, bukan ku tak mampu membacanya
Hanya ada hal yang mengganjal tatkala senja merona
Segelas rasa menambah warna dalam genggaman penuh makna
Jiwa tertuju pada raga mengalun rindu dalam angkasa
Puisi yang tak berpujangga....
Sukma ku berbicara.....
Bersama damai di keabadian lambang dua insan di peraduan menuju perahu-Nya
Sinarnya begitu menderu dalam tulisan
Tak kuasa ku teriakkan dalam do'a
Akan kah dia bersamaku?
Malam panjang tak bertuan, membuat keladi dalam keramaian hujan
Gempita menyapaku, akankah dia bersamaku jua? Atau .... Berkelakar dalam tangis air mata?
Sorak sorai angin meniupkan kegelisahan dalam beningnya embun sang pujangga tanpa rasa
Puisi sudah berbalas
Hingga nenjadikanmu puas
Apakah kita akan meluas
Dalam genggaman walau hanya seutas
Ah, sudahlah semuanya tak begitu selaras
Jika jiwa tak berpapas
Purwakarta 18 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H