Mohon tunggu...
Arika Wulandari
Arika Wulandari Mohon Tunggu... Sales - Ibu rumah tangga, agen madu, pemerhati masalah sosial, bisnis, pendidikan

TTL Semarang, 07-09-1963

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kekuatan Itu Bernama Semangat (Menyambut Peringatan Serangan Umum 4 Hari di Solo)

29 Oktober 2019   21:11 Diperbarui: 30 Oktober 2019   15:56 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ada yang masih membekas dalam ingatan ketika melakukan napak tilas di Wonosido Solo. Sebelum napak tilas, dalam acara "Malam Perenungan Peringatan Serangan Umum 4 Hari di Solo", kami semua yang hadir, disuguhi hidangan yang hampir "punah" dari daftar menu snack Indonesia. Hidangan itu terdiri dari pisang rebus, kacang rebus, jagung rebus dan umbi-umbian rebus. Sepintas tak ada yang istimewa, biasa saja.

Keesokan harinya, kami dengan menggunakan sebuah bus dan beberapa mobil pribadi, melanjutkan perjalanan napak tilas di desa Wonosido.
Kami melewati hutan jati yang sedang menggugurkan daunnya karena musim kemarau. Di sekitar pohon tak nampak adanya semak belukar. Semuanya kering terkena teriknya matahari kemarau. Jalanan yang berdebu tebal, memperkuat kesan kering yang ada.

Sesampainya di desa Wonosido, kembali kami dijamu dengan aneka rebusan hasil kebun seperti tadi malam. Namun, kali ini, air mataku hampir menitik. Terbayang suasana 70 tahun yang lalu. Ketika para orangtua kami berjuang mempertahankan kemerdekaan.

Terbayang mereka berjuang di tengah gersangnya hutan, tidak ada semak belukar untuk berlindung dari intaian musuh. Berjuang dengan senjata seadanya, dengan makanan seadanya, seperti yang tersaji di hadapan kami ini. Mungkin berhari-hari mereka tidak bertemu nasi, apa yang ada itulah yang dimakan. Bukan sebagai camilan tapi sebagai makanan utama.

Sementara itu, saat ini, kami sangat dimanjakan dengan aneka macam makanan utama maupun camilan. Kadang, sebelum lapar pun, sudah ada makanan yang tersaji di depan kita. Tak perlu bersusah payah memasaknya, cukup dengan memesan yang diinginkan, makanan akan diantarkan ke tempat kita berada.

Kembali membayangkan para pejuang, dalam keadaan yang sedemikian sulitnya, tak ada kata menyerah yang terlontar dari bibir yang kotor dan kering oleh debu dan ganasnya musim kemarau. Sesak memenuhi dada membandingkan diri ini dengan kegigihan para pejuang.
Kekuatan untuk mempertahankan kemerdekaan seakan terus bertumbuh tak terhalangi apapun. Kekuatan yang bersumber dari semangat tidak ingin jatuh ke tangan para penjajah lagi, semangat untuk merdeka.

Kami sungguh bangga menjadi generasi penerusmu wahai para pelajar pejuang... Kami berjanji untuk terus meneladani semangat pantang menyerahmu dalam perjuangan kami mengisi kemerdekaan Indonesia.

MERDEKA !!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun