Mohon tunggu...
I HANA HAMDI
I HANA HAMDI Mohon Tunggu... Penulis - Just a human being trying to live justly

Bukan alasan yang menentukan benar tidaknya tindakan, melainkan cara apa yang kau gunakan di sepanjang jalan menuju ke sana.

Selanjutnya

Tutup

Film

9 Pesan Moral "Squid Game"

12 Oktober 2021   23:16 Diperbarui: 12 Oktober 2021   23:47 2135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: cafemaisgeek.com

Awas! Resensi mengandung spoiler.

Terlepas dari pro dan kontra seputar serial Squid Game milik Netflix, inilah pesan moral yang dapat kita ambil menjadi pelajaran:

  • Jangan berutang. Jangan berjudi. Jangan mencari uang dengan cara tidak halal. Para peserta yang direkrut untuk memainkan Squid Game adalah orang-orang yang memiliki problema keuangan. Uang Mudah biasanya didapat satu paket dengan masalah.

  • Uang bukan jaminan kebahagiaan. Ironi bagi Seong Gi-hun, setelah memenangkan uang hadiah sebanyak itu dia malah tidak bisa menikmati, karena kehilangan hal lain yang lebih esensial bagi hidup, yaitu keluarga.

  • Jangan tertipu dengan penampilan seseorang. Kejutan terbesar terungkap di akhir cerita, ketika peserta paling tua dan lemah, Oh Il-nam, si Nomor Urut 001, mengaku sebagai mastermind dari permainan mematikan tersebut. 

  • Sebaliknya, Orang yang tampak terhormat tidak menjamin kelakuannya juga pasti terhormat. Ini tampak pada tokoh Sang-woo dan ayah Ji-yeong yang pastor, tapi pelaku KDRT dan (tersirat) pemerkosa anak sendiri.

  • Dalam keadaan terdesak, kebanyakan manusia sanggup berlaku tidak manusiawi dan akan menghalalkan segala cara untuk menyelamatkan diri sendiri. Belajar dari kematian Ali, jadilah manusia baik, tapi jangan lengah.

  • Persekutuan dengan orang jahat hanya meningkatkan risiko, bukan sebaliknya. Lihat saja Jang Deok-su dan komplotannya.
  • Jangan menganggap remeh kebaikan-kebaikan kecil. 

  • Setiap perbuatan, baik ataupun jahat, akan kembali kepada pelakunya. Perhatian tulus Seong Gi-hun pada peserta paling tua dan lemah di antara mereka, berbuah "nasib baik" baginya.

  • Orang-orang yang tampak ketus dan getir, tidak selalu merupakan bukti bahwa mereka tidak ramah, melainkan mungkin hanya mekanisme pertahanan diri akibat pengalaman hidup mereka selama ini.

  • Buktikan diri, jangan cuma kampanye seperti Han Mi-nyeo. Orang-orang di sekitar kita tidak buta. Mempromosikan diri secara berlebihan tidak akan berguna jika tidak dibarengi dengan prestasi nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun