Mohon tunggu...
I HANA HAMDI
I HANA HAMDI Mohon Tunggu... Penulis - Just a human being trying to live justly

Bukan alasan yang menentukan benar tidaknya tindakan, melainkan cara apa yang kau gunakan di sepanjang jalan menuju ke sana.

Selanjutnya

Tutup

Film

Memorable Villains in TV Series

21 Agustus 2021   23:18 Diperbarui: 12 Oktober 2021   23:21 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberhasilan suatu kisah meninggalkan kesan kepada pemirsa tidak hanya ditentukan oleh kebesaran ide cerita, melainkan juga oleh tokoh-tokohnya. Dan itu bukan cuma soal pemeran utama saja.

Tak jarang, kita justru terpikat pada villain atau karakter jahat. Mereka tidak bermoral, susah dihalau, dan acap kali sama andal dengan protagonis jagoan kita. Hasilnya, kendati memicu rasa benci, mau tidak mau kita terpaksa mengakui dahsyatnya efek keberadaan mereka bagi cerita.

Keberhasilan tersebut adalah kombinasi karakterisasi ciptaan penulis naskah dan chemistry aktor pemeran memainkan tokoh yang dia perankan.

Berikut para antagonis dan villains terbaik menurut penilaian saya:

  1. TUCO SALAMANCA (Raymond Cruz) dalam Breaking Bad. Pentolan kartel Mexico ini adalah yang paling tidak stabil dibandingkan anggota keluarganya yang lain. Tuco kejam dan dapat meledak sewaktu-waktu, membuatnya berbahaya tidak hanya bagi lawan, tapi juga bagi para bawahan. Kebiasaan Tuco melakukan kontak mata tanpa bersuara, menatap lawan bicara selama menit-menit yang panjang, membuat penonton tak tenang, jadi turut bersiaga.
  2. T-BAG (Robert Knepper) dalam Prison Break. Merinding! Itu yang saya rasakan setiap kali T-Bag mulai menelusurkan lidah ke gigi sambil mengamati calon korban. Knepper benar-benar berhasil menghidupkan karakter pembunuh dan pemerkosa ini. Seperti rata-rata villain, T-Bag memang punya sejarah masa kecil kelam. Dia terlahir sebagai hasil ayahnya menggagahi saudari kandung sendiri yang memiliki keterbelakangan mental.
  3. JOFFREY BARATHEON (Jack Gleeson) dalam Game of Thrones. Joffrey bukan petarung hebat. Joffrey bahkan bukan pemberani. Pengecut malah. Sialnya, berkat marga yang dia sandang, pemuda manja ini justru terduduk menjadi raja. Joffrey yang bengis menggunakan kekuasaannya untuk menyiksa, menganiaya, dan melecehkan orang-orang yang tidak dia suka. Penggemar Game of Thrones mungkin terbelah-belah dalam hal karakter favorit. Namun, mengenai Joffrey, semua satu suara. Tidak ada yang tahan melihatnya. Kematian Joffrey Baratheon disepakati sebagai salah satu adegan paling memuaskan sepanjang series.
  4. ARTURO (Enrique Arce) dalam Money Heist. Sama seperti Joffrey, anak hasil inses itu, Arturo Roman juga tak patut dikagumi. Namun sejak musim pertama, ambisi Arturo menjadi pahlawan kesiangan dan kelihaiannya menyembunyikan kemesuman, berhasil mengacaukan banyak urusan. Kapan saja wajah Arturo muncul dalam layar, Anda akan merasa ingin melempari TV.
  5. NEGAN (Jeffrey Dean Morgan) dalam The Walking Dead. Ketika Negan pertama kali diperkenalkan ke dalam cerita, penonton The Walking Dead merasa tak pasti untuk membenci karakter baru ini. Negan tampak gagah, bersih, dan ramah. Entah bagaimana caranya, dia juga dicintai oleh pengikut-pengikutnya. Demi menyembunyikan identitas asli sang pemimpin, mereka bahkan tak ragu menyebut diri sendiri sebagai Negan. Gelembung aura misterius itu pecah pada musim ketujuh saat tokoh Negan membunuh Glenn di hadapan istri dan kawan-kawannya, menggunakan Lucille, tongkat baseball berlilitkan kawat duri, senjata andalan Negan.
  6. GUS FRING (Giancarlo Esposito) dalam Breaking Bad. Tuco Salamanca dimatikan pada musim kedua Breaking Bad. Para produser yang menyadari bahwa mereka kehilangan salah satu daya tarik utama, berusaha menciptakan villain lain yang tak kalah mengesankan. Muncullah Gustavo Fring, dengan pembawaan terbalik 180 derajat dibandingkan Tuco Salamanca. Dia pemilik restoran waralaba Los Pollos Hermanos yang menyajikan ayam goreng. Penampilannya sopan, berkelas, rapi tanpa cela. Tidak ada yang akan menduga bahwa pengusaha kalem ini sesungguhnya gembong narkoba. Meski demikian, Gustavo Fring tak kalah berbahaya. Ini dibuktikan, salah satunya, lewat pembunuhan Victor, orang kepercayaannya sendiri.
  7. ALICIA SIERRA (Najwa Nimri) dalam Money Heist. Sesudah Inspektur Raquel Murillo menyeberang menjadi Lisbon, salah satu pihak yang diburu, posisi Murillo sebagai penyidik digantikan oleh Sierra. Sementara Raquel Murillo berwajah tenang, Alicia Sierra justru memiliki mimik keji. Seperti orang yang tak sabar mau melakukan kekejaman. Ironis, Alicia ditampilkan sebagai seorang wanita hamil dalam trimester ketiga. Fakta tersebut menguatkan kesan tak wajar pada musuh terbaru Professor ini.
  8. IVAR THE BONELESS (Alex Andersen) dalam Vikings. Satu lagi anak hasil masa tumbuh kembang bermasalah. Pemarah sejak kecil, Ivar brutal dan haus darah. Kondisi tubuhnya yang cacat sering disalahduga sebagai kelemahan. Padahal, Ivar justru jago memanah dan melempar kapak. Seperti T-Bag dalam Prison Break, Ivar The Boneless kontradiktif dalam pemikiran. Memiliki keluarga, itulah hal yang diam-diam sebenarnya dia angankan.
  9. HANNIBAL LECTER (Mads Mikkelsen) dalam Hannibal. Sulit dipahami. Itu kesan utama tentang villain satu ini. Pembunuh, tapi seniman. Sadis, tapi berselera tinggi. Brutal, tapi berpendidikan. Lemah lembut, tapi tak mudah ditaklukkan. Narsis, tapi mampu mengendalikan pembawaan. Seperti tanaman pemakan serangga, Hannibal Lecter membuat kita ngeri, tapi tak ayal tertarik. Itu membuatnya berbahaya, sekaligus mengesankan.
  10. RAMSAY BOLTON (Iwan Rheon) dalam Game of Thrones. Menjadi penonton Game of Thrones berarti siap menjadi korban kejutan-kejutan tragis. Anak haram keluarga Bolton ini salah satu penyedianya. Kekejaman Ramsay tak mengenal usia, jenis kelamin, maupun hubungan darah. Salah satu kengerian paling tak terpikir dalam cerita bergenre gore justru dilakukan oleh Ramsay.
  11. BLACK JACK RANDALL (Tobias Menzies) dalam The Outlander. Penjahat dalam pakaian penyelamat. Kapten Jack Randall tercatat sebagai pahlawan dalam sejarah. Namun, perjalanan Claire Fraser ke masa lalu membuktikan sebaliknya. Jack Randall ternyata predator seks, yang tidak mengindahkan standar kehormatan perang ataupun tata krama sosial. Korban serangan seksual Black Jack meliputi kaum pria, tak hanya wanita.

Itulah daftar villains "favorit" saya. Bagaimana dengan kalian? Siapa penjahat yang paling membuatmu terkesan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun