SUKABUMI (24/02/19)-Tradisi kipas sate dengan kipas tradisional menjadi ciri khas dari proses pembakaran yang membuat makanan dapat matang dengan baik, tapi apakah pernah kalian berpikir bagaimana dan dari mana kipas ini anda dapat?, Ternyata sebagian besar kipas dari anyaman bambu yang ada dirumah anda mungkin berasal dari Kalibunder, Kabupaten Sukabumi.
Sebanyak tujuh desa dengan jumlah penduduk kurang lebih 28.000 jiwa yang ada di Kecamatan Kalibunder ini, sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai pengrajin anyaman bambu selain menjadi buruh tani dan petani. Salah satunya warga Desa Cikoneng, Kecamatan Kalibunder Kelurahan Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi berharap para pengrajin anyaman bamboo juga disorot oleh pemerintah. Â Setidaknya dalam satu rumah memiliki empat orang pekerja untuk menganyam bambu. Mulai dari remaja, hingga orang dewasa bekerja sebagai pengrajin anyaman bambu.
Bambu - bambu ini dibeli oleh warga dari berbagai desa, salah satunya dari desa Ciburuy. Bambu - bambu yang didapat selanjutnya di potong dan diserut dengan pisau khusus. Pisau serut ini warga dapatkan dari pasar dengan modal sebesar Rp 50.000,-.
Tahap selanjutnya adalah tahap penganyaman dari bambu yang telah di serut hingga tipis dan luwes. Anyaman yang dibuat di Kecamatan Kalibunder ini berfungsi sebagai peralatan rumah tangga. Mulai dari caping, tampah, bakul, kipas, dan tutup saji di anyam oleh warga.
Setiap hari senin pengepul akan datang untuk mengangkut setidaknya sebanyak 300 buah per minggu. Anyaman Bambu dari Desa Cikoneng ini bahkan memiliki pelanggan dari Sumatra hingga Papua. Pendapatan Ibu Ida, salah satu pengrajin di desa ini bisa mencapai Rp 300.000 hingga Rp 400.000 per minggu. Bu Ida mengaku bahwa dirinya merasa tersaingi oleh hasil produk dari Kecamatan Cisaat, Kota Sukabumi yang turut menghasilkan anyaman bambu.
Warga berharap potensi yang mereka miliki ini disorot oleh pemerintah, karena tidak semua orang memumpuni untuk membuat anyaman dari bambu. Mulai dari modal dan fasilitas masih dikeluhkan masyarakat karena cukup merogoh kantong warga. "Harapannya desa l- desa di Kalibunder ini di sorot oleh pemerintah, untuk dikembangkan lagi usahanya. Kemarin kita sempat upluoad ke Youtube biar anyaman dari Kampung Neglasari ini dikenal, diliat pemerintah" tutur Pak Andre selaku salah satu kepala keluarga di Desa Cikoneng, Minggu (24/02/19).
Hingga saat ini Vlog Youtube yang dikirim warga belum di respon pemerintah, padahal warga Kecamatan Kalibunder ini memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi industri kreatif dari hasil produk anyaman bambu yang menjadi mata pencaharian warga yang sudah turun temurun dari buyut - buyut mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H