Mohon tunggu...
Hanafi Ali
Hanafi Ali Mohon Tunggu... -

Hanya sekedar belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Hilang

16 Desember 2011   08:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:11 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Satu demi satu, dalam diam kita datang

Telanjang membungkus fitrah keikhlasan

Tanpa katapun, ikhlasnya cinta tak berbilang

Karena Merah darah serahim cinta dan ikhlas terpatri

Badaimengamuk hempaskan kabar di sudut kepala

Berhamburan bisik iblis memekakkan gendang telinga

Kita lupa… kita buta… Kita kalap… mati kemanusiaan kita!

Sejak itu, kita tak lagi telanjang untuk ikhlas! aku hilang

Silih berganti kabar datang membunuh logika kita

Semesta bagai neraka, tempat dimana hati telah mati

Ketulusan, cinta dan keikhlasan hanyalah sampah

Sejak itu, kebencian berhamburan dari wajah kalian, aku hilang

Dari bibir kata-kata menggelinding bagai batu

Memutus pengertian kita tentang keikhlasan

Tenggelam dalam amarah, berkubang kebencian

Sejak itu, merah darah serahim memudar! aku hilang

Mungkin hadirku tak menanam apa-apa

Begitu juga pergiku, tak satupun yang kehilangan

Karena merah darah serahim makin memudar, aku hilang

Meski terbenam jauh di dasar ikhlas, aku tetap hilang

Hanafi Ali

Tual, 9 April 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun