Mohon tunggu...
wiyanto
wiyanto Mohon Tunggu... Guru -

Saya adalah guru sejarah di salah satu sekolah di Kota Semarang. Sangat intens dengan perkembangan pendidikan dan politik di negeri ini.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kendalikan Jari Kita untuk Kebhinekaan Indonesia - Antihoax Sang Pendidik

25 Oktober 2017   12:21 Diperbarui: 3 November 2017   20:06 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada akhirnya, dengan mengendalikan jari-jari kita untuk tidak ikut terlibat dalam penyebaran berita bohong (hoax) maka kita telah melakukan satu usaha untuk ikut memutus rantai pemberitaan bohong tersebut. Meski pun kecil peran kita, jika hal tersebut kita lakukan bersama-sama tentu akan berdampak besar bagi kelangsungan kebhinekaan yang kita jaga bersama ini.

 Ajari Siswa Kritis

Pada masa perkembangan tekonologi informasi yang begitu pesat ini sebagai seorang Pendidik, kita harus memiliki kepekaan informasi yang terjadi di sekitar kita di hampir setiap waktu. Baik pemberitaan dari media televisi, internet maupun media sosial lainnya. Kepekaan ini diperlukan sebagai modal untuk memberikan penerangan dan pencerahan kepada para siswa didik kita di sekolah. Di era yang serba digital seperti sekarang ini, sebagai pendidik kita dituntut untuk tidak hanya mampu mengoperasikannya tetapi harus mampu pula dalam mengendalikan isinya yang kemudian dapat kita tularkan kepada para peserta didik kita di sekolah.

Sebagai seorang pendidik seringkali kita mendapatkan pertanyaan yang mengagetkan dari siswa kita tentang berita yang didapatkannya dari media sosial yang dia miliki (entah twitter, facebook, whatsaap, instagram atau media sosial lainnya). "Pak benarkah berita ini?" atau pertanyaan lainnya. Jika kita mengalami peristiwa seperti ini, maka ini adalah celah yang dapat kita masuki untuk membuat siswa kita menjadi generasi yang kritis. Generasi yang mau menyaring segala informasi dan kita bisa memberikan jalan terang bagi mereka.

Pengalaman penulis ketika mendapatkan informasi dari media sosial dan sudah penulis tularkan kepada para siswa agar mereka menjadi peserta didik yang kritis terhadap segala informasi yang mereka terima antara lain sebagai berikut, 1) ajari mereka mengetahui darimana berita tersebut berasal, hal ini menjadi penting sebab tingkat validitas informasi dapat diketahui dari mana asal berita dan pembuat berita tersebut, 2) minta mereka mencari informasi lebih dalam dengan membuka alamat tautan yang mereka terima, 3) mintalah mereka untuk membandingkan dengan informasi yang sejenis dengan berita yang mereka dapatkan, 4) mintalah mereka untuk memberikan kesimpulan atas berita atu informasi yang mereka dapatkan tersebut dan pada akhirnya 5) berikan kesempatan kepada mereka untuk menimbang baik dan buruknya menyebarkan kembali informasi atau berita yang mereka terima tersebut seandainya disebarkan kembali. Lima langkah sederhana tersebut memungkinkan siswa kita menjadi generasi yang memiliki sikap kritis terhadap segala informasi yang mereka dapatkan.

Pada masa di mana segala informasi dapat dengan cepat kita terima seperti sekarang ini, sebagai seorang pendidik kita tidak perlu malu seandainya kita tidak mengetahui jawaban akan pertanyaan yang disampaikan oleh siswa atas sebuah informasi tertentu yang mereka dapatkan. Tetapi justru kita berkesempatan untuk berdiskusi dan mengajari peserta didik kita untuk peka dan kritis terhadap segala permasalahan dan informasi yang berkembang saat ini. Lebih besar lagi adalah untuk masa depan mereka kelak, salah satunya adalah agar mereka tidak terjebak ikut dalam siklus atau rantai pemberitaan bohong yang dapat berdampak pada perpecahan kebhinekaan bangsa yang kita cintai ini.

Penutup

Perkembangan teknologi dan informasi, terutama perkembangan media sosial memang tidak dapat kita hindari. Banyak dampak positif yang kita dapatkan, namun banyak pula dampak negatif yang kita terima dari perkembangan tersebut. Semuanya adalah pilihan yang ada di depan mata kita. Sebagai bagian dari era millennial, kita memang harus melek terhadap teknologi dan informasi, sekaligus kita harus memiliki sikap kritis terhadap segala informasi yang kita terima.

Tantangan besar bagi kita semua terutama hoax atau pemberitaan bohong yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa harus kita lawan bersama-sama. Semua individu masyarakat memiliki peran besar untuk ambil bagian dalam melawan hoax ini. Mengendalikan jari-jari kita, Saring dan Sharing jika mendapatkan informasi apa pun, tidak latah dan gegabah untuk segera menyebarkannya kembali adalah jurus sakti agar kita tidak menjadi bagian dari rantai penyebaran berita bohong dan menjadi penyelamat bagi keselamatan bangsa ini untuk anak cucu kita di masa depan.

Semoga tulisan ini menyadarkan kita semua tentang pentingnya kita mengendalikan jari-jari kita agar tidak ikut menjadi bagian dari siklus pemberitaan bohong (hoax) demi kebhinekaan Indonesia yang kita cintai ini. Semoga bermanfaat.

Sumber Bacaan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun