Mohon tunggu...
Hana Fahma Husna
Hana Fahma Husna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya merupakan orang yang introvert, saya menemukan ketenangan dan kepuasan dalam kesendirian, namun tetap menginginkan kehadiran orang lain dalam kehidupan saya, meskipun dalam lingkungan yang lebih tenang dan terkontrol. saya menikmati kegiatan yang memungkinkan untuk berada dalam kedamaian, seperti menggambar, karena itu adalah cara ekspresi diri yang dapat saya nikmati tanpa interupsi dari keramaian eksternal. Kegiatan menggambar memberi saya kesempatan untuk merenung dan mengungkapkan diri dengan cara yang tidak memerlukan interaksi sosial yang intens.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Realitas Kekerasan di Pondok Pesantren: Upaya Menuju Lingkungan yang Aman dan Inklusif

23 Maret 2024   23:23 Diperbarui: 23 Maret 2024   23:30 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kasus diskriminasi atau pembulian di pondok pesantren bukanlah hal yang jarang terjadi lagi, seperti yang baru-baru ini terungkap melalui berita viral tentang seorang anak laki-laki yang diduga tewas akibat kekerasan oleh temannya. Meskipun pondok pesantren merupakan tempat untuk mencari ilmu agama, namun kenyataannya masih sering dijumpai kekerasan di dalamnya.

Penting untuk menyadari bahwa pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang seharusnya memberikan perlindungan, pengajaran, dan pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama serta nilai-nilai kemanusiaan. Namun, realitas menunjukkan bahwa beberapa pesantren belum mampu menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi para santri.

Faktor-faktor seperti kurangnya pengawasan, ketidakseimbangan kekuasaan, dan kurangnya pemahaman tentang martabat dan hak asasi manusia dapat menyebabkan diskriminasi atau pembulian di pondok pesantren. Oleh karena itu, semua pihak, termasuk pengasuh, guru, orangtua, dan masyarakat, harus bekerja sama untuk membuat pondok pesantren menjadi tempat yang aman dan inklusif bagi semua siswa. Ini bisa dilakukan dengan menerapkan kebijakan ketat terhadap kekerasan, memberikan pendidikan tentang hak asasi manusia dan kesetaraan gender, serta membentuk komunitas yang peduli terhadap kesejahteraan semua orang di pondok pesantren.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun