Mohon tunggu...
Hana Fahma Husna
Hana Fahma Husna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya merupakan orang yang introvert, saya menemukan ketenangan dan kepuasan dalam kesendirian, namun tetap menginginkan kehadiran orang lain dalam kehidupan saya, meskipun dalam lingkungan yang lebih tenang dan terkontrol. saya menikmati kegiatan yang memungkinkan untuk berada dalam kedamaian, seperti menggambar, karena itu adalah cara ekspresi diri yang dapat saya nikmati tanpa interupsi dari keramaian eksternal. Kegiatan menggambar memberi saya kesempatan untuk merenung dan mengungkapkan diri dengan cara yang tidak memerlukan interaksi sosial yang intens.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketidaksetaraan Gender dalam Pekerjaan Rumah Tangga: Analisis Peran dan Dampaknya

1 Maret 2024   19:38 Diperbarui: 1 Maret 2024   19:42 1299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketidakadilan dalam pembagian pekerjaan rumah tangga antara pasangan suami dan istri sering kali disebabkan oleh ketidaksetaraan gender di rumah, yang menggambarkan peran tradisional berdasarkan jenis kelamin. Hal ini juga tercermin dalam pandangan bahwa perempuan tidak perlu mengejar pendidikan tinggi karena dianggap akan mengurus rumah tangga pada akhirnya. 

Dalam banyak budaya, perempuan sering diharapkan untuk menanggung tanggung jawab utama dalam pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah, memasak, dan merawat anak, sementara laki-laki cenderung hanya dianggap perlu memberikan kontribusi finansial.

Perempuan sering kali menghadapi beban kerja emosional yang lebih berat karena mereka harus mengurus semua pekerjaan rumah tangga, yang kemudian dapat menghalangi kemajuan karir mereka karena harus membagi waktu dan energi antara pekerjaan rumah tangga dan tanggung jawab profesional. 

Dampaknya, sering kali, menciptakan kesenjangan dalam perkembangan karir dan penghasilan antara pasangan suami dan istri. Selain itu, fenomena ini juga sering kali menyebabkan banyak perempuan memilih untuk berhenti bekerja setelah menikah.

Penting untuk menyadari bahwa ketidakadilan gender di dalam rumah tangga dapat memiliki dampak negatif. Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi kita untuk berjuang demi kesetaraan dalam pembagian tugas rumah tangga antara suami dan istri. Ini bisa dicapai melalui komunikasi yang terbuka atau perjanjian bersama, sambil memahami pentingnya menciptakan keseimbangan dalam pekerjaan rumah tangga untuk mempromosikan kebahagiaan dan kesetaraan gender yang lebih baik dalam lingkungan keluarga. 

Memberikan dukungan untuk akses pendidikan dan kesempatan yang sama bagi semua individu, tanpa memandang jenis kelamin, juga merupakan hal yang krusial agar mereka dapat mencapai potensi maksimal mereka dan memberikan dampak positif dalam masyarakat. 

Selain itu, kita perlu mendorong partisipasi aktif laki-laki dalam tugas-tugas rumah tangga dan perawatan anak, serta memastikan bahwa tanggung jawab di antara pasangan suami dan istri dibagi secara adil. Hal ini akan berkontribusi pada penciptaan inklusi sosial yang lebih besar di masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun