Mohon tunggu...
Hana Sajidah
Hana Sajidah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Khusus

Senang menulis dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Khusus FIP UNJ Adakan Bimbingan Teknis untuk Guru Sekolah Inklusi di Pekalongan: Meningkatkan Kualitas Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

6 Agustus 2024   12:10 Diperbarui: 6 Agustus 2024   12:18 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pengabdian Masyarakat Pendidikan Khusus FIP UNJ di Pekalongan (1 Agustus 2024) / dokpri

"Mereka masih bisa mendengar, berbicara dengan jelas, berpikir dengan baik, hanya saja karena kehilangan kemampuan melihat, anak hambatan penglihatan memerlukan akomodasi khusus dalam proses pembelajaran. Melalui bantuan teknologi yang semakin canggih, peserta didik hambatan penglihatan akan mampu mengikuti pembelajaran bersama di lingkungan sekolah inklusi," pungkasnya.

Dra. Siti Nuraini Purnamawati, Dipl.Ed.Stud., MSp.Ed. menyampaikan materi tentang strategi pembelajaran bagi individu dengan hambatan emosi dan gangguan perilaku. Dalam sesinya, Siti memberikan beberapa kiat untuk menangani peserta didik berkebutuhan khusus yang seringkali mengalami tantrum, seperti anak dengan autisme, ADHD, dan hambatan emosi serta gangguan perilaku.

"Pastikan kita menerapkan rutinitas yang konsisten, mengetahui jadwal harian yang mereka (re: peserta didik dengan autisme) miliki, mempertimbangkan kepekaan sensorik yang mungkin dimiliki siswa, seperti kepekaan terhadap cahaya, suara, sentuhan, bahkan bisa juga kita menyediakan waktu bagi siswa untuk istirahat bergerak," ujar Siti saat menerangkan strategi dalam menangani individu dengan autisme di kelas.

Sesi terakhir dibawakan oleh Dr. Indina Tarjiah, M.Pd., yang membahas tentang anak berbakat dan kebutuhan layanan khusus dalam proses pembelajaran mereka. Dr. Indina menjelaskan sembilan jenis kecerdasan majemuk yang dikemukakan oleh Howard Gardner, meliputi kecerdasan visual-spasial, verbal-linguistik, musikal, logika-matematika, interpersonal, intrapersonal, naturalistik, dan kinestetik, berikut dengan kebutuhan belajarnya.

"Siapapun dia, anak itu, jangan dilihat dari kekurangannya, tetapi coba kita gali kelebihannya, bakatnya, dari poin-poin ini (re: kecerdasan majemuk) sebagai indikator untuk menentukan anak ini masuk ke kelompok yang mana dengan mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan anak," ujar Indina.

Kegiatan pengabdian ini melibatkan lebih dari sekadar penyampaian materi. Peserta yang hadir juga diberi kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi tentang kasus-kasus umum yang sering terjadi di sekolah terkait anak berkebutuhan khusus.

Dalam sesi tanya jawab dan diskusi terpimpin, salah satu peserta yang hadir mengajukan pertanyaan mengenai orang tua yang tidak menerima bahwa anaknya termasuk anak berkebutuhan khusus.

"Hal tersebut dapat ditangani dengan kita (re: guru) mendekati orang tua secara perlahan, sampaikan pengertian bahwa anaknya mengalami kondisi sedemikian rupa dengan kalimat yang bijak, santun, dan berusaha agar tidak menyinggung perasaannya, serta mengajak orang tua untuk membantu memahami dan mengajarkan anak di rumah," jawab Hartini.

Murni menambahkan, "Orang tua yang pada awalnya menolak kondisi anaknya yang berkebutuhan khusus itu lumrah, tetapi orang tua tetap harus diberi tahu kalau semakin cepat anak diidentifikasi dan ditangani, maka akan semakin cepat pula anak mengejar ketertinggalan, daripada terus menerus denial."

Antusias para peserta dalam kegiatan ini sangat tinggi, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan dalam sesi tanya jawab dan diskusi terpimpin. Begitu pula dengan narasumber seperti Budi Santoso, M.Pd., Dra. Siti Nuraini Purnamawati, Dipl.Ed.Stud., MSp.Ed., serta Dr. Indina Tarjiah, M.Pd. yang turut bersemangat memberikan berbagai jawaban atas berbagai pertanyaan yang diajukan hingga pengalaman mengajar yang dibagikan oleh para peserta.

Ipung Sunaryo, S.Pd., M.Si. selaku Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar Kabupaten Pekalongan memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada dosen-dosen Prodi Pendidikan Khusus FIP UNJ atas penyelenggaraan kegiatan yang dapat memperluas wawasan guru-guru di Kabupaten Pekalongan mengenai anak berkebutuhan khusus dan pendidikan inklusif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun