Mohon tunggu...
hanaarwiendash
hanaarwiendash Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Without you i cant imagine the world

INTERNATIONAL RELATIONS 2017

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sabar, Kunci Rasulullah dalam Berdiplomasi

1 November 2019   13:36 Diperbarui: 1 November 2019   13:41 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabar dalam arti ini adalah bukan berarti pasif ketika menghadapi provokasi dari pihak lawan. Rasulullah percaya bahwasannya sabar merupakan alat untuk mencapai tujuan. Tujuan yang besar akan membutuhkan kapasitas kesabaran yang besar juga. Seorang diplomat juga harus memiliki satu tujuan yang harus dia capai. Proses menunggu waktu adalah karakteristik diplomat. Seorang diplomat juga harus dapat mengendalikan dirinya. Ketidaksabaran dalam menghadapi orang lain adalah faktor berakhirnya negosiasi. Dan hendaklah kita memiliki sifat sabar seperti apa yang dituliskan dalam firman Allah Surat At-Tuur ayat 48 yang artinya:

"Dan bersabarlah dalam menunggu ketepatan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami". (Q.S At-Tuur 48)

Orang yang bertaqwa kepada Allah hendaklah bersabar, bahwasannya hasil yang akan dicapai bukanlah ditangan dia, dan juga harus yakin bahwasannya dengan keyakinan tujuan yang benar akan dia dapat dengan kesabaran. Kesabaran yang penuh akan mengantarkan dia pada tujuan yang besar.  Sifat sabar harus dimiliki oleh seorang muslim, namun tetap saja sifat tergesa-gesa dan gegabah dalam melakukan sesuatu.

Negosiasi adalah usaha yang harus terus berlanjut yang harus diusahakan dalam berbagai kondisi dan suasana. Apabila, kita mengedepankan logika sebagai saana utama, saat itu juga kita harus mengedepankan kesabaran. Bahkan ada hal yang sepele dan membingungkan yang hanya bisa diselesaikan dengan kesabaran. Permintaan yang kecil hingga besar terkadang mendapat kritik yang tajam dan menguji kesabaran. Contonhnya adalah ketika Bani Israel memiliki alasan yang kuat untuk berterimakasih kepada Nabi Musa karena telah membebaskan dari perbudakan. Namun, beliau diuji kesabarannya tatkala beliau meminta mereka mengorbankan seekor sapi. Tetapi mereka menanyakan hal yang tidak penting bukan untuk mencari informasi tetatpi untuk lari dari tanggung jawab, namun akhirnya Nabi Musa dan tidak terpancing dan tetap bersabar. Beliau tetap menjawab pertanyaan-pertanyaan dari mereka hingga mereka mau menyembelih seekor sapi. Terkadang dengan memiliki kesabaran dalam bernegosiasi akan mengalahkan orang-orang yang ragu. Kejadian tersebut diceritakan dalam Al-Quran surat Al baqarah ayat 8, yang artinya:

"Apakah kamu hendak mengajukan pertanyan kepada Rasul kamu, sebagaimana Bani Israel bertanya kepada Nabi Musa pada zaman dahulu?"

Inti dari artikel ini adalah kita sebagai seorang muslim harus memiliki sifat sabar dan percaya bahwasannya kesabaran akan membuahkan hasil di kemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun