Kecamatan Leles dikenal sebagai kecamatan industri karena disana terdapat beberapa pabrik besar seperti PT. Changsin Reksa Jaya, PT. Hoga Reksa Garment dan lain sebagainya. Setiap tahunnya perusahaan tersebut membuka lowongan pekerjaan yang banyak sehingga menarik minat masyarakat Kec. Leles untuk bisa bekerja disana.
Industrialisasi merupakan salah satu tanda kemajuan dalam bidang ekonomi. Namun, hal ini berbanding terbalik dengan keadaan sosial masyarakat terkhusus di bidang pendidikan. Masyarakat menjadi acuh terhadap pentingnya melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi karena ingin segera terjun ke dalam dunia industri.
Salah satu contoh adalah desa Ciburial yang lokasinya berdekatan dengan PT. Changsin Reksa Jaya. Rata-rata penduduk di desa ini berprofesi sebagai petani atau buruh di pabrik tersebut. Sayangnya, dengan kondisi industri yang semakin maju ini tidak dibarengi dengan perbaikan kualitas SDMnya.
Hal ini dapat diketahui dari kurangnya jumlah lembaga pendidikan yang dapat membantu mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Dikutip dari data.sekolah-kita.net, jumlah sekolah yang ada di desa Ciburial hanya ada 3 Sekolah Dasar (SD), 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 1 Madrasah Aliyah (MA) dengan fasilitas yang masih kurang memadai.
Selain dari kualitas SDM, ternyata masih ada penduduk desa Ciburial yang tertinggal dari aspek ekonomi. Kesenjangan ekonomi sering terjadi di wilayah yang dekat dengan industri. Karena penduduk lokal hanya menjadi buruh/pekerja saja dan bukan pemiliknya. Hal ini mengakibatkan ketika anak mereka sudah selesai menempuh pendidikan sampai jenjang MA kebanyakan dari mereka langsung mendaftar untuk dapat bekerja di industri-industri besar tersebut salah satunya yaitu PT. Changsin.
Menurut apa yang disampaikan oleh Kepala Sekolah MAS YPI Baiturrahman Leles hampir 80% siswa yang ada di sana memilih untuk bekerja di PT. Changsin dibandingkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Hal ini dilatarbelakangi juga karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk menempuh pendidikan tinggi sedangkan kondisi ekonomi mereka masih kurang memadai. Selain itu, menjadi buruh pabrik merupakan jalan pintas untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga.
Namun, karena tidak menempuh pelatihan atau pengetahuan tentang dunia industri yang sebenarnya maka mereka hanya berhenti di buruh pabrik saja. Mereka tidak bisa naik jabatan karena masih tertinggal dari aspek pengetahuan dan penguasaan terhadap teknologi terkini.
Melihat kondisi ini pada hari Kamis, 28 Juli 2022 kelompok 120 KKN Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tergerak untuk memberikan penyuluhan akan pentingnya melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi dengan tema kegiatan "Pendidikan Sepanjang Hayat" di MAS YPI Baiturrahman. Dalam kegiatan ini mahasiswa UPI dari kelompok 120 akan berbagi pengetahuan dan pengalaman bagaimana caranya agar dapat kuliah walaupun dengan kondisi yang serba terbatas. Penyuluhan ini dilakukan sebagai salah satu upaya penyadaran akan urgensi pendidikan serta membangkitkan semangat belajar di tengah gempuran dunia industri.
Sebagaimana yang diketahui pendidikan merupakan salah satu dasar untuk memperoleh masa depan yang cerah. Sabda Nabi Muhammad Saw.: “Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah; dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 6297).
"Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat kamu gunakan untuk mengubah dunia." - Nelson Mandela