Hari itu gelap,aku kehilangan arah,aku masuk kedalam dunia yg terlalu mementingkan diri sendiri,dengan kesenangan sementara. Tak ada yg mengeluarkanku dari semua itu. Setelah berhari-hari dan berminggu-minggu,ada sesuatu yg mengingatkan aku pada seseorang yg selalu mendorongku agar aku punya mimpi yg besar dan berusaha mewujudkannya. Beliau adalah kedua orang tuaku,yg menyadarkan dan memberitahuku arah yg semestinya aku tempuh. Aku serasa mendapat cambukan kasih sayang dari beliau yg seolah-olah berkata padaku:
" Hey Hanna lihat apa yg ada di depanmu,tidak ada waktu buat melihat kebelakang yg membuatmu berkecil hati dalam meraih apa yg sudah menjadi cita-citamu.
"Jangan melihat kebelakang dengan kemarahan atau kedepan dengan ketakutan,teteapi lihatlah di sekitarmu dengan kewaspadaan."
Kata-kata itu mondar-mandir di kepalaku,yeah dan akhirnya semangatku kembali pada puncaknya lagi. Tetapi Aku juga teringat sama seseorang yg selalu memotifasiku dan menjadi insfirasiku,yaitu Tanteku. Namun waktu itu beliau lagi marah padaku,karena Aku membuatnya kecewa dengan kelemahanku dan tidak adanya peningkatan dalam diriku untuk berubah jadi pribadi yg lebih kuat,tahan banting dalam belajar sesuatu. Aku pun merasa begitu.
Dan pada saat itu Aku pun jatuh bangun untuk meyakinkan beliau lagi,bahwa Aku ingin meningkatkan diri dan Aku butuh seseorang yg selalu membakar semangatku,Aku butuh Tanteku.
Alhamdulillah,setelah kemarin Aku berani untuk berusaha meyakinkan beliau,Aku menjadi semakin yakin pada cits-citaku karena orang -orang yg berarti dalam hidupku kini ada di sampingku,untuk mendorongku agar lebih banyak belajar lagi dan lagi sampai cita-citaku terwujud.
Jadi hari ini waktunya berani untuk berhasil,dengan bekal pedomanku :
"Siapa yg bersungguh-sungguh akan berhasil...(Novel Negri 5 Menara)
"Kesuksesan ada pada kemauan yg kuat....(Guruku).
^_^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H