Mohon tunggu...
Hana Marlyna
Hana Marlyna Mohon Tunggu... -

Kemarin berani untuk berjuang,\r\nhari ini berani untuk berhasil !

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Yang Takut Buaya Bukan Cuma Bayi, Dik

16 Juli 2012   14:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:54 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13425317371918351821

Pikiranku sedang kusut seperti rambut yang tidak di sisir bermingu-minggu. Ada perasaan ingin yang amat besar, tapi sayangnya ada juga perasaan enggan entah kenapa.

Tiba-tiba suara tangisan adikku membuyarkan lamunanku. Kuhampiri dik Aira yang sedang berbaring di kamar sambil mengulum jempolnya. Aku juga ikut berbaring di sampingnya. [caption id="attachment_194684" align="aligncenter" width="300" caption="Dik Aira"][/caption] "Kenapa menangis? Kamu bosan? Mau ditemani? Kakak juga bosan, nih. Baiklah karena kita sama-sama bosan, bagaimana kalau kita saling mencurahkan apa yang sedang membingungkan kita?" Kening dik Aira langsung mengerut, sepertinya dia ingin mengatakan :"Yah, itu sih kakak aja kaleee...Aku sama sekali gak bingung tuh !" "Dik, sebenarnya kakak ingin bisa berenang, tapi kakak takut mencobanya. Pada hal setahu kakak banyak anak kecil yang sudah pandai berenang. Kalau kakak tidak belajar dari sekarang, akan semakin sulit nanti memulainya, dan kakak juga tidak mau kalah semangat dengan anak-anak itu. Bagaimana kalau kamu besar, kamu juga jago berenang, sementara kakak belum bisa? Uuh malu, dong. Pasti kamu ngetawain, iya kan?" Aira malah menarik-narik rambutku dengan celotehannya yang tidak aku mengerti. "Jawab dong, dik. Bilang yaa atau apa saja yang membuat kakak semangat." Kakinya malah nendang-nendang ke arahku. "Dik, kalau misalnya kamu sudah sebesar kakak, dan kamu merasa takut untuk belajar sesuatu yang baru, apa yang akan kamu lakukan?" Raut mukanya berubah jadi merah. Apa ya yang ingin dia sampaikan padaku? Oh, mungkin dia ingin berkata:"Kak, aku gak mau belajar berenang, karena aku takut buaya..." Yaiyalah dik, kalau di kolamnya ada buaya, sama aja kakak juga takut ! "Terus kalau kamu merasa malu dilihat orang dan  gak percaya diri bagaimana?" Raut mukanya berubah lagi, tapi kali ini seperti sedang menunjukan rasa nyaman. Yah, aku tau dia mau berkata begini: "Kalau aku malu pada orang-orang yang ada di sekitarku, aku akan membayangkan mereka itu boneka Angry Bird yang sedang menontonku dan memberikan semangat padaku. Pasti aku akan lupa dengan ketakutanku. Karena aku suka Angry Bird." Wahh mudah sekali ternyata bagi dik Aira untuk mengatasi ketakutan yang ada dalam dirinya sendiri. Ooh, jadi maksudnya aku harus berani mengontrol ketakutanku, ya dik? Harus kreatif mengubah hal-hal yang menegangkan itu menjadi sesuatu yang menyenangkan, sambil mengembangkan imajinasi. "Betul begitu dik?" Tiba-tiba aku merasa bajuku basah. Penyebabnya pasti dari popok dik Aira ! Rupanya raut wajah yang dari tadi berubah-ubah itu bukan karena menjawab pertanyaanku. Tapi karena urusan pribadinya sendiri. Tapi tak apa-apa, dik Aira telah menginspirasiku hari ini. ^_^

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun