- Kerap kali, atau pandangan umumnya, seseorang yang disebut penulis adalah yang sudah menerbitkan buku. Padahal, itu salah kaprah. Kenapa bisa begitu? Itu dikarenakan adanya berbagai jenis-jenis penulis, yang tidak semua orang tahu.
Ketika menulis novel, kumpulan cerpen, atau apa saja yang dibukukan, pastilah nama pengarang tersemat. Hal ini menjadikan karya tersebut jelas siapa yang membuat. Namun, masih banyak jenis tulisan lain, di mana beberapa di antaranya tidak tercantum penulisnya. Meski begitu, seseorang yang menuliskannya tetap disebut juga disebut sebagai penulis.
Ingin menerbitkan buku, tapi malas menulis sementara ide sudah ada? Atau, merasa tidak mahir menulis, tapi ingin mempunyai karya yang terkenal? Atau, mungkin juga sibuk dan tidak punya waktu menulis? Apa pun alasannya sehingga tidak ada kesempatan untuk menulis, solusinya mudah, yaitu menyewa jasa ghost writer. Namanya saja hantu, berarti tidak terlihat. Benar, nama pengarang yang akan tercantum adalah si penyewa, bukan penulisnya. Kalau memikirkan soal apresiasi, memang menyakitkan jika mengambil profesi ini. Kamu yang membuat, nama orang lain yang tercantum. Namun, kalau meninjau dari segi finansial, cocok sekali untuk menekuninya. Karena, minimal bayaran jenis penulis ini adalah lima juta rupiah.
Mahir merangkai kata-kata persuasif dan mengaitkan hal yang tidak mempunyai hubungan? Berarti, menjadi penulis konten cocok menjadi pilihan. Penulis konten sendiri adalah penulis yang disewa untuk mengisi blog atau juga memasarkan suatu produk lewat artikel. Nama penulis konten biasanya tercantum jika mengisi blog, sementara untuk pemasaran tidak. Nah, bedanya dengan jenis penulis di atas, hak miliknya tidak diakui orang lain. Meski tidak tercantum nama mengarang, bukan berarti menjadi kepunyaan penyewa.
Punya angan-angan terperinci tentang adegan sebuah cerita, yang sederhana dan menghibur? Tekunilah profesi penulis skenario atau drama. Meski kelihatannya mudah, tanpa harus menuliskan latar dan lain sebagainya seperti novel dan cerpen, tapi untuk menjadi penulis jenis ini diperlukan semacam kelas khusus. Selain untuk meningkatkan keahlian, tujuannya adalah mendapatkan kolega yang bergerak di bagian PH. Untuk bayarannya sendiri, lumayan, kok. Nama pengarang juga tercantum. Sayangnya, hal-hal semacam itu kurang diperhatikan, lebih fokus ke pertunjukan.
Punya mobilitas yang tinggi dan selalu sigap pada kejadian yang aktual? Penulis berita atau teks di media apa saja membutuhkan kriteria tersebut. Meski non-fiksi, tetap saja merangkai kata adalah bagian dari tulis menulis.
Pernah mengirim opini, cerpen, puisi, atau apa saja untuk mengisi rubrik apa saja di koran? Selamat! Kamu penulis hebat, karena untuk tebus tidak mudah. Dari banyak pengirim, hanya satu yang terpilih. Lalu, sebutan penulis apa ya yang cocok? Ah, penulis media.Â
Bagaimana, apa penulis itu yang hanya menerbitkan buku? Tidak. Masih banyak cara lain agar tulisan itu dibaca orang banyak, berguna, sekaligus tetap mendapat royalti. Jadi, jangan putus asa ketika ada yang mengolokmu, "Katanya penulis kok nggak punya buku?" Anggap saja angin lalu, karena orang yang tidak mengerti bidang yang kamu tekuni akan mudah mencela, kan? Namanya saja tidak tahu. Jangan dipikirkan dan jelaskan saja agar paham sekaligus men-skakmat-nya.
#NulisRandom2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H