Mohon tunggu...
Gandis Octya Prihartanti
Gandis Octya Prihartanti Mohon Tunggu... Human Resources - A curious human

Manusia yang sedang menumpang hidup.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pengalaman Minggu Lalu ke Patjar Merah

17 Maret 2019   12:44 Diperbarui: 17 Maret 2019   21:21 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu lalu atau lebih tepat Sabtu, 9 Maret 2019, saya datang ke acara festival kecil literasi dan pasar buku bernama Patjar Merah. Untuk lokasi sendiri berada di Gedong Kuning. Itu merupakan jalan, kalau daerah mana saya kurang tahu.

Saya turun di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, lalu naik gojek ke lokasi yang berjarak sekitar 5 KM tersebut. Patjar Merah sendiri memang sudah dimasukkan peta oleh petugas. Saat itu saya datang selepas salat ashar dan kondisi ramai terkendali.

Begitu memasuki pelataran Patjar Merah, saya disambut oleh papan seperti yang ada di gambar. Di sana menjadi tempat berfoto favorit oleh pengunjung. Kalau saya dan teman sih lebih memilih nanti saja kalau mau pulang. 

Tidak jauh dari pintu masuk, ada tempat penitipan tas. Kami pun ke sana untuk meletakkan bawaan. Selepas itu, kami langsung menuju ke bagian novel. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Ketika saya di Patjar Merah, saya benar-benar merasa di surga dunia, melihat hamparan buku tertata dengan rapi. Hal tersebut memang didukung oleh kinerja para petugas. Mereka juga menawarkan tas belanjaan bagi pengunjung yang terlupa mengambil seperti saya.

Saya tidak ada gambaran mau membeli novel apa, makanya lihat sana sini, siapa tahu ada incaran lama yang belum terbeli. Alhasil, setelah memilah-milah, saya mendapat empat buah dengan total 80.000.

Saya berada di Patjar Merah selama kurang lebih 3 jam! Benar-benar tidak terasa kalau menyangkut soal buku. Apalagi, suasana di sana cukup nyaman dengan penempatan kipas angin besar di beberapa sudut. 

Sesekali saya juga menonton bintang tamu yang bercerita tentang pengalaman menulis mereka. Waktu itu ada Trinity. Sementara di sesi pagi, Ivan Lanin. Saya ingin datang saat beliau memberikan materi, tapi sayang jadwal kereta tidak sesuai.

Nah, saat acara penutupan di esok hari, saya pun ingin datang, karena benar-benar bertabur bintang tamu top literasi (dari awal juga sudah bertabur, mulai 2 Maret). Namun, saya punya agenda lain. Jadi, urung saya bertemu novelis Bernard Batubara he he.

Saya berharap acara ini diadakan lagi lain waktu. Melihat antusiasme warganet di Instagram, saya yakin mereka pun puas. Entah dari bintang tamu atau pameran buku itu sendiri, yang diikuti oleh penerbit mayor dan indie. Selain itu, kinerja petugas patut diacungi jempol. Mereka ramah dan berdedikasi. Tidak kalah penting, acara Patjar Merah mengusung konsep bebas plastik. Di dekat pintu masuk ada peringatan untuk membawa kantong belanja sendiri, karena mereka tidak menyediakan material sulit terurai tersebut. Mereka juga menjual beberapa jenis suvenir dan memberikan totebag gratis untuk pembelian minimal 250.000. Kalau saya sih dapat pembatas buku keren! 

Secara ringkas, Patjar Merah adalah acara literasi yang menyenangkan, kekinian, dan cerdas. Pantas saja hits di media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun