Mereka membuat Aileen sebal lantaran berkomentar, “Kok tes terus, sih? Kapan berangkatnya?” Berpura-pura santai sambil melontarkan senyuman, gadis itu selalu membalasnya dengan, “Bukan mau daftar TK, makannya banyak tahapannya.”
Terlepas dari itu semua, hal pasti yang akan dia ketahui satu bulan lagi adalah bahwa dia berhasil mendapatkan beasiswa itu. Pasalnya, dia rasa sudah memberikan alasan yang tepat mengapa pihak penyelenggara (LPDP[3]) harus memilihnya, membuat motivation letter yang unik, memiliki pengalaman yang cukup berkenaan dengan jurusan yang diambil, dan surat rekomendasi serta dukungan dua dosennya yang malang melintang ke luar negeri sebagai perwakilan kampus.
“Ai, udah kamu lihat belum E-mail-mu?”
“Belum, ma. Besok aja, deh. Aku masih gerogi.” Aileen terkekeh sesaat.
“Kabar baik harus diketahui secepatnya, kan?”
“Itu, Sesha sama Marinta main ke sini,” lapor Papa Aileen yang berdiri di mulut pintu.