Mohon tunggu...
Hamzah Zhafiri
Hamzah Zhafiri Mohon Tunggu... Kreator konten -

Suka menulis dan bercerita sebagai hobi. Terutama tema politik, bisnis, investasi, dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Desa di Gunung Kidul Akan Menikmati Pamsimas

7 April 2019   22:04 Diperbarui: 7 April 2019   23:50 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masih banyak warga Gunung Kidul yang alami kekeringan (kompas.com)

Gunung Kidul memang erat dengan kasus kekeringan. Di beberapa daerah, air untuk minum dan keperluan sehari-hari sampai harus didapatkan dengan membeli dari truk pengangkut air yang datang. Hal ini tentu menjadi beban yang sangat berat, karena warga jadi harus membayar mahal untuk keperluan air sehari-hari.

Maka itulah, selama beberapa tahun, pemerintah sudah berinisiatif membuat proyek penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat atau Pamsimas.

Sebanyak 15 desa di Gunung Kidul segera merasakan air bersih melalui proyek ini. Pada 2017 dan 2018, ada 30 desa yang mendapat bantuan proyek pamsimas.

Pamsimas yang bakal dibuat di 15 desa tersebut terbagi dalam dua jenis pendanaan. Pamsimas di 12 desa bersalah dari Pusat. Dana dari APBN sekitar Rp2,9 miliar, sedangkan untuk tiga desa lainnya menggunakan dana APBD Gunungkidul 2019 sebesar Rp735 juta.

Sebanyak 15 desa yang bakal mempunyai pamsimas antara lain Desa Watugajah, Desa Ngalang, Desa Serut di Kecamatan Gedangsari; Desa Putat dan Desa Ngoro-Oro di Kecamatan Patuk; Desa Pucung dan Desa Balong di Kecamatan Girisubo; Desa Candirejo di Kecamatan Semin; Desa Banyusoco di Kecamatan Playen; Desa Pucanganom di Kecamatan Rongkop; Desa Pulutan di Kecamatan Wonosari; Desa Sawahan di Kecamatan Ponjong. Selain itu tiga desa yang pembangunan pamsimas memakai APBD adalah Desa Jurangrejo, Kecamatan Ngawen; Desa Songbanyu, Kecamatan Girisubo; dan Desa Kenteng, Kecamatan Ponjong.

Untuk satu pamsimas kurang lebih biayanya Rp245 juta. Pengelolaan pamsimas sifatnya swakelola yakni dikelola oleh masyarakat.

Sejauh ini Pemkab Gunung Kidul bekerja sama dengan PDAM Tirta Handayani mampu mencukupi kebutuhan air bersih untuk masyarakat di Gunungkidul hingga 83%. Diakuinya, keterbatasan anggaran menyebabkan penyediaan sarana air bersih untuk semua masyarakat di Bumi Handayani belum tercukupi.

Gerakan proyek Pamsimas ini pun diapresiasi oleh sala seorang tokoh lokal, Bambang Soepijanto. Menurutnya, Gunung Kidul sebagai daerah rawan bencana memang sudah semestinya mendapat perhatian khusus seputar penyediaan air bersih dan sanitasi.

Menurut pria yang sedang maju sebagai calon anggota DPD DIY ini, permasalahan kekeringan dan sanitasi bisa berdampak pada banyak hal dalam kehidupan masyarakat. Kualitas hidup masyarakat bisa menurun, kesehatan menurun, penyakit dapat muncul, dan bahkan bisa meningkatkan jumlah stunting pada anak.

Maka itu, menurut Bambang Soepijanto, tidak boleh lagi ada daerah yang mengalami kekeringan di Gunung Kidul ataupun daerah lain di Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun