Mohon tunggu...
Hamzah Zhafiri
Hamzah Zhafiri Mohon Tunggu... Kreator konten -

Suka menulis dan bercerita sebagai hobi. Terutama tema politik, bisnis, investasi, dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Wacana Pembangunan Embung di Bantul Untuk Cegah Banjir

23 Maret 2019   21:37 Diperbarui: 23 Maret 2019   21:42 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belakangan ini, hujan besar yang melanda Daerah Istimewa Yogyarta telah mengakibatkan banjir dan tanah longsor di sejumlah tempat. Salah satunya adalah di makam raja-raja Imogiri, Bantul.

Gubernur DIY Sri Sultan HB X meminta pembangunan embung sebagai antisipasi banjir dan tanah longsor terutama di wilayah Kabupaten Bantul.

Raja Kraton Ngayogyakarta ini melihat bencana banjir tidak lepas dari luapan dua sungai besar, yakni Sungai Oya dan Opak saat hujan. Sementara belum ada upaya untuk mengurangi debit kedua sungai tersebut, misalnya dengan membuat embung.

Lebih lanjut, Sultan memaparkan embung yang dibangun nantinya juga tidak hanya menampung luapan air sungai, tetapi juga bisa dimanfaatkan sebagai irigasi untuk persawahan. Karena itu ia meminta segera mencarikan lahan yang cocok untuk dibangun embung.

Tidak perlu umbung yang mewah, tetapi bisa menampung banyak. Ia mencontohkan Embung di Nglanggeran Patuk Gunungkidul sudah lima tahun cukup kuat meski hanya dengan terpal. Jika terjadi kerusakan terpal justru mudah diperbaiki.

Sultan juga meminta organisasi perangkat daerah (OPD) mengidentifikasi kembali lokasi-lokasi yang mudah longsor. Selama ini, Sultan mengaku Bantul timur yang sering terdampak bencana baik longsor maupun banjir. Tidak dengan Bantul bagian barat, kecuali pohon tumbang.

Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) DIY segera menindaklanjuti dengan membuat kajian karena butuh penyesuaian dengan tipografi dan kondisi geologisnya.

Embung memiliki fungsi menahan air sementara supaya tidak mengalir ke sungai atau mengurangi debit air sungai sekaligus untuk kebutuhan lain seperti pertanian. Embung membutuhkan lahan yang luas sehingga kemungkinan besar yang paling mudah dibangun di lahan Sultan Grond (SG).

Keprihatinan atas tanah longsor ini juga ditunjukan oleh salah seorang tokoh lokal di Yogyakarta, Bambang Soepijanto. Ia mendukung rencana sultan untuk membangun embung, karena embung dapat menampung air dan mencegah banjir ataupun tanah longsor.

Selain itu, menurut pria yang tengah maju sebagai calon anggota DPD DIY ini, tampungan air di embung dapat digunakan warga sebagai irigasi ke depannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun