Mohon tunggu...
Hamzet
Hamzet Mohon Tunggu... Administrasi - Keterangan Profil harus diisi

Lelaki penadah ilmu, pemulung pengetahuan dan (semoga bisa) mengamalkan serta menebarkannya kembali. Kelahiran Kota Probolinggo yang dalam bahasa gaul lazim disebut "Prolink". Kota ini disebut juga Bayuangga (angin, anggur dan mangga).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Valenthir] Hadiah Buat Pacar Tersayang

18 Februari 2012   16:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:29 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

| starring |  Maskolis | Sanchai | Herry FK | Nanang Diyanto | Andee Meridianisme |

Hari masih pagi benar. Buliran kristal air sisa gerimis semalam bertengger di pucuk-pucuk rerumputan. Seorang loper koran melempar selembar bawaannya dari balik pagar. Sebuah harian pagi pun tergeletak di teras. Maskolis, yang sedari tadi sibuk menjemur cucian di samping rumahnya bergegas menuju teras begitu mendengar suara benda jatuh di teras. Maskolis kaget bukan kepalang membaca Headline: Seorang Gay Bantai 15 Teman Kencannya.

‘jangan-jangan dia juga salah satu korbannya’, wajah seseorang segera melintas di benaknya. Detak jantungnya tiba-tiba menghebat. Keringat dingin mulai melelehi wajahnya di pagi dingin itu.

“Ada apa, Lis... kok lesu begitu?” tanya Sanchai heran sepulang dari belanja di pasar mendapati wajah keponakan semata wayangnya tersaput mendung kelabu.

“Enggg... ini Bu De” ujar Maskolis mnyodorkan koran yang dibacanya.

“Emang kenapa? Kamu kenal MJ?”

“Enggak... cuman... jangan-jangan Herry, temanku, salah satu korbannya”

“Ngaco, kamu. Emang mereka ada hubungan?”

“Ga tau jugak, sih. Cuman beberapa minggu lalu Herry bilang mo ikut Pak Nanang Diyanto ke Guyangan”

“Apa hubungannya dengan berita ini? Atau Pak Nanang juga terlibat?”

“Ah Bu De. Guyangan itu kan di Nganjuk. Aku kuatir Herry alasan doang mau ke ikut Pak Nanang, padahal sebenarnya dia ada tujuan lain”

“Menemui MJ, maksudmu?”

Maskolis diam. Pandangannya menerawang jauh menembus kabut yang pagi itu demikian pekat. Berkali-kali dihelanya napas. Ia teringat bagaimana seminggu sebelum tahun baru kemarin, saat berdua dengan Herry.

“Her..... loe yakin, loe bisa nepatin janji?”

“Pokoknya pas valentine day deh paling lambat”

“Beneran?”

“yaaahhh... kok ga percaya ama gue sih. Pokonya gue bakal kasih kejutan deh buat loe”.

“Liiiissssssss..... ngelamun aja kamu. Angkatin tuh jemuran. Gerimis“  teriakan Sanchai menyadarkan Maskolis dari lamunan.

“Eh... iya Bu De” sahut Maskolis yang segera bangkit dan setengah berlari ke arah jemuran.

***

Seharian Maskolis gonta-ganti channel TV hanya untuk mengejar berita televisi yang mewartakan perihal kasus Nganjuk. Tak satu pun berita menyebut-sebut Herry. Maskolis semakin cemas. Sehabis maghrib Maskolis mondar-mandir di teras. Teka-teki tentang Herry FK masih berkecamuk di pikirannya. Tak dapat dibayangkannya jika Herry benar-benar menjadi korban peristiwa Nganjuk.

Sepasang sorot lampu mobil menerobos dedaun rimbun bunga-bunga di halaman rumahnya. Tampak sebuah mobil berhenti begitu sepenuhnya melintasi pagar rumah. Seorang lelaki keluar dari pintu kanan depan.

“Woiiiyyyy... Lis. Sini dong...” suara itu memanggilnya.

“Ya, kamu sapa ya...?” sahut Maskolis memicingkan mata memperjelas sosok yang memanggilnya.

“Ini aku, Nanang”

“Oh, Pak Nanang. Mari sini, silakan masuk”

“Kamu aja yang kesini. Aku buru-buru nih. Mo nyampein titipan Herry”

Jleb....

Serasa ada sesuatu menyesak di dada Maskolis. Dugaannya akan nasib Herry semakin menguat. Ia pun bergegas menuruni tangga menuju CRV metalik di mana Pak Nanang berdiri menunggunya.

“Gimana nasib Herry Pak Nanang? Apakah ia positif jadi korban?” tanya Maskolis sembari mengangsurkan tangannya menjabat Pak Nanang”

“Ngomong apaan loe” tanya Pak Nanang Heran.

Pak Nanang tertawa terbahak-bahak begitu Maskolis selesai mengisahkan gundah gulana hatinya.

“hahahahaha....... tenang Lis... Herry sekarang ada di Jambi. Dan ini titipan Herry. Dia minta maaf, agak telat nih kirimannya. Soalnya bikinnya susah banget. Udah ya, aku balik dulu”

Buru-buru Maskolis membuka bungkusan yang diserahkan Pak Nanang begitu mobil Pak Nanang keluar dari halaman rumahnya. Sebuah benda yang akan dikirm kepada pacarnya tersayang di Korea.

“Ndee... Besok juga gue kirim ke Korea. Gue bakal tenang jika loe kemana-mana pake celana ini” gumam Maskolis dengan senyum mengembang.

image: mari-berkawand.blogspot.com

1329582625426778285
1329582625426778285
| Probolinggo | 18022012 |

| story by | HAMZET | penyair kenthir berdarah |

# Kisah di atas hanyalah fiksi. Bila ada kesamaan nama & tempat kejadian, tolong segera ganti nama anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun