Mohon tunggu...
Hamzet
Hamzet Mohon Tunggu... Administrasi - Keterangan Profil harus diisi

Lelaki penadah ilmu, pemulung pengetahuan dan (semoga bisa) mengamalkan serta menebarkannya kembali. Kelahiran Kota Probolinggo yang dalam bahasa gaul lazim disebut "Prolink". Kota ini disebut juga Bayuangga (angin, anggur dan mangga).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tulis Aja yang Kita Lihat

4 Mei 2011   18:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:04 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: cahmbantoel.blogspot.com

[caption id="" align="aligncenter" width="387" caption="source: cahmbantoel.blogspot.com"][/caption] Memulai menulis itu emang susah. Susaaaaahhhhhh banged..... seperti ketika essay ini saya tulis, bener-bener bingung mau mulai dari mana. Akhirnya, karena jalan satu-satunya harus menulis dari kiri, yah mulailah aku menulis dari kiri ke kanan. 'Kan ini tulisan latin, bukan tulisan arab yg dari kanan atau tulisan jepang yang dimulai dari atas (eh... bener nggak ya?). Oke... *nah bingung lagi mau ngelanjutin gimana... Begini deh... aku terangin satu-satu. Setiap kita akan melakukan sesuatu diakui atau tidak, besar atau kecil sering kita dihadapkan pada yang namanya hambatan. Nah, hambatan-hambatan itu biasanya adalah:

  1. Tekad yang kurang kuat alias ogah-ogahan. Yah gimana mau bisa nulis kalo punya semboyan: "Hidup itu bukan cuma nulis. Banyak hal untuk mengisi hidup, makan, minum, tidur, ngerumpi dll". Maka perkuat tekad untuk menulis, karena dengan menulis kita bisa mengenal banyak orang dan dunia. Nah loh... bukankah itu kalo membaca? Benar sekali, kita bisa mengenal banyak hal dengan membaca. Tapi jika kita punya tekad kuat untuk menulis, maka kita kudu banyak membaca!
  2. Miskin Kepercayaan Diri. Perasaan minder, kuatir hasil tulisan nanti jelek lalu dihujani cemoohan merupakan monster yang amat menakutkan dan bisa membunuh hasrat menulis. Mau nanti hasilnya bagus atau jelek, cuek aja lage... Lagian siapa sih yang begitu menulis langsung disanjung sana-sini? Ingat, dalam berkarya apa pun berlaku evolusi. Dari amburadul menjadi terstruktur. Dari jelek menjadi menarik. Dari amatir menjadi mahir. Menulis sajalah, perkara nanti ada yang mengkritik, jadikan kritikan itu untuk memperbaiki tulisan berikutnya.
  3. Malas. Di negeri ini sudah terlampau banyak pemalas, jangan ditambah lagi. Ingat, malas juga butuh energi. Daripada dibuang untuk bermalas-malas, mending dibuat untuk menulis. Buanglah ajuh-jauh rasa malas. Gantilah dengan semangat.
  4. Amat bergantung pada mood atau ga ada ide. Hare gene mao nulis aja masih nunggu mood? halah... kapan mau mulai nulis? sudah tulis saja apa yang ada di benak. Kalau ga bisa juga, perhatikan sekeliling. Ngelihat monitor, ya tulis aja monitor. Misalnya, apa sih monitor itu? siapa penemunya? bagaimana sejarahnya? apa manfaatnya? pabriknya di mana? yang punya siapa? karyawannya berapa? siapa saja namanya? Nah... bisa panjang tuh tulisan. Pokoknya, edarkan pandangan... (kebetulan aku neh lagi ngeliat pensil, jd pengen nulis soal pensil).
  5. Sulit memulai dari mana. Nah ini benar-benar terjadi saat aku mengawali tulisan ini. Lihat aja awal tulisan ini bagaimana.
  6. Tulisan kemana-mana (tidak fokus). Makanya tentukan mau dibawa kemana bangsa ini... eh tulisan itu. Kemudian lewat mana dan bagaimana caranya agar mudah dan tidak membingungkan yang baca. kalu ga bisa juga, ya biarin aja sambil lalu minta bantuan teman bagian mana yang perlu dibenahi agar tulisan kembali ke jalan yang benar. Semoga si teman mau berbaik hati dan tidak minta bayaran. Jika dia minta bayaran, pecat saja dari pertemanan.
  7. Bingung mengakhiri tulisan. Beginilah kalo keasyikan menulis. Jadi tidak bisa menghentikan tulisan. Jika tulisannya berbentuk fiksi, biarin aja. Anggap aja itu ending menggantung. Tapi kalo tulisan sudah menjurus serius, ya kudu diakhiri dengan tuntas. Siapin data dengan baik, trus pastikan ujung tulisan nanti akan dibagaimanakan. Khusus untuk postingan serius, ingat! jangan main-main dengan data. Data harus valid dan dapat dipertangungjawabkan. Itu kalo mau tulisan ga diserbu hujatan, loh.

Pesan-pesan:

  1. Jangan pernah berharap tulisan kamu mendapat sanjungan (apalagi tulisannya spt essay ini), karena sanjungan kerap menjerumuskan. Harapkanlah kritik, karena dengan banyak mendapat kritik, kita jadi tahu kelemahan kita.
  2. Bergaullah dengan penulis. Yah seperti di Kompasiana ini. Kita bisa meniru gaya tulis teman-teman. Tapi jika mungkin bikinlah perbedaan dengan mereka. Misalnya, jika mereka biasa menulis dengan gaya duduk manis di kasur, bisa kamu coba dengan gaya nungging. Pasti nanti hasilnya bakal kacau. Dijamin!
  3. Jangan pernah menyerah untuk bisa menulis, karena bila kamu menyerah... siapa yang peduli sih? Makanya jangan menyerah, pasti banyak yang peduli.
  4. Setelah bisa menulis dikit-dikit, kembangkanlah. Bikinlah tulisan yang menarik. Bisa menarik becak atau menarik andong. Terserahlah enaknya gimana.

Sebagai penutup, yakinlah bahwa tulisan kamu akan dibaca orang lain. Atau minimal bisa nampang di blog sosial media superkeren Kompasiana ini, asal cara postingnya benar dan tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku di Kompasiana. Berhubung sudah malem dan aku ngantuk aku bobok dulu deh. SELAMAT MENULIS! hamzet, Tlatah Pendalungan, 05052011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun