Mohon tunggu...
Hamzet
Hamzet Mohon Tunggu... Administrasi - Keterangan Profil harus diisi

Lelaki penadah ilmu, pemulung pengetahuan dan (semoga bisa) mengamalkan serta menebarkannya kembali. Kelahiran Kota Probolinggo yang dalam bahasa gaul lazim disebut "Prolink". Kota ini disebut juga Bayuangga (angin, anggur dan mangga).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(FFK) Pergulatan Chiara

18 Maret 2011   13:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:40 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemanakah engkau, Frian...., Ibu....?, gumamnya dalam isak tangis. Chiara menyesal kenapa ia tidak bersama mereka saja tadi. Seandainya menjadi korban, tentu akan berkumpul. Dan itu lebih baik daripada harus menanggung kepedihan sendiri.

Tiba-tiba Chiara mengagetkan orang-orang. Chiara bergegas menuruni tangga. Ia berniat mengarungi derasnya air. Pikirnya, kalau air masih setinggi dadanya ia masih bisa mencoba melawan terpaan arus air dan kemudian menyusuri tepian bukit. Orang-orang berteriak-teriak mencegahnya. Namun Chiara tak menggubris. Ia bertekad menyelamatkan diri dengan caranya sendiri ke arah bukit sambil lalu mencari adik dan ibunya.

Terkejut ia melihat ada sorot lampu dengan cahaya yang kuat di balik dinding sebuah bangunan yang nyaris roboh. Tampak olehnya lampu itu dibawa oleh tim penyelamat di atas sebuah perahu karet.

Ah, kebetulan.Akankah mereka ke sini danmau membantu mencari Frian, Chiara membatin dengan segumpal harap.

"Pak.... pak.... tolong pak....", teriak Chiara sambil melambai-lambaikan tangan ke arah perahu itu.

Chiara setengah berlari menyongsong perahu, tahu-tahu datang gelombang menghantam perahu. Chiara tak menyangka datangnya gelombang susulan, ia belum sempat masuk dalam perahu itu. Tubuhnya terlempar bersama gelombang dan makin menjauh dari perahu. Hanya gelap yang ada di sekeliling Chiara. Rasanya seperti berputar-putar dalam pusaran. Chiara tak bisa melihat apapun.

***

Mengerjap-kerjap matanya. Masih samar. Telinganya sayup menangkap keriuhan yang lambat laun terdengar jelas seperti kegaduhan. Matanya berusaha melihat jelas apa yang ada di depannya. Mulanya kabur seperti bayang-bayang sesosok tubuh. Lama kelamaan barulah ia melihat jelas. Sadarlah Chiara, bahwa ia selamat dari terjangan ombak semalam.

"Ibuuuuu....!", serunya. Chiara rebahkan kepalanya ke pangkuan sang ibu.

"Oh.. Chiara...", dipeluknya erat-erat anak gadis belianya itu. Air matanya berderai, mengalir, menganak sungai.

"Frian....", Chiara mencoba bangkit duduk..."Aduuuhh...", mengerang ia pegang paha kirinya, terasa sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun