Terakhir yaitu beban satuan pendidikan sebagai agen perubahan kultur atau agent of cultural change, di mana sekolah di tuntut harus mampu membentuk budaya organisasi yang antara lain menghargai mutu dan menjadikan mutu sebagai orientasi semua komponen organisasi.
Saya kira memang terlihat sangat bagus ketika ada sekolah yang mampu menerapkan itu, tetapi ketika tuntutan ini menjadi sebuah keharusan yang sangat ditekankan, tentu akan berdampak negatif, bagaimana tidak jika misalkan dalam satu sekolah mereka tidak bisa mewujudkan apa yang seharusnya menjadi tujuan.
Tentu berasumsi bahwa banyak cara akan mereka akali guna semuanya itu dapat terpenuhi, apalagi sampai terdapat ancaman ini dan itu, serasa satuan pendidikan pangkalan militer dan perusahaan dibuatnya, sangat menyeramkan apabila semua data hasil belajar direkayasa, sehingga laporan yang sebenarnya bisa saja dipalsukan. Bukan maksud menuduh, tetapi ini adalah bentuk kekhawatiran saja terkait sangat melelahkannya tuntutan yang ada pada lembaga pendidikan.
Masih banyak hal yang belum sampai diutarakan di sini, namun dari catatan ini saya hanya ingin mengingatkan kembali budaya sehat dan menyenangkan dari pendidikan itu sendiri perlu untuk dibangun dan diciptakan, agar tujuan dari mencerdaskan kehidupan bangsa yang sudah tertera dengan sangat jelas dapat terwujud.
Selain itu kesejahteraan para penyelenggara pendidikan dapat menikmati prosesnya sebagaimana mestinya tanpa ada tuntutan dan tekanan apapun, karena kita sama-sama ketahui bahwa syarat dari istilah "Siap dalam menghadapi tekanan" itu hanya ada dalam dunia perusahaan bukan di dunia pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H