Kau berkelindan, di buku-buku yang tertata, di beberapa cerita,
di dalam benak kepala tertanam
menghitung guguran rasa
jarak menyimpan dahaga di antara ilalang,
hijau daun membawa tanya kembali.
Kau dan aku sibuk mengembara di tempat yang sama dulu.
Pertemuan hanya memalingkan dusta.
Entah siapa dari kita yang hendak memaki, menyesali atau bahkan membunuh rindunya
yang ku tahu kita hanya anak-anak yang senang bermain dadu.
Meski musim berganti, kenangan demi kenangan menyimpan kekosongan tidak berarti .
Jarak terkubur, namamu terbawa selalu di telapak tangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H