Langit,
Badai menerjang bunga bermekar
Derai tangis membasahi bumi pertiwi
Penat di jeruji mengukung diri.
Laksana rembulan terbenam
Kehilangan benderang,
Bola mata menghilang
Kebenaran hanya kefanaan semata.
Suntuk mendengar percakapan
Manusia sibuk akan kebenarannya,
Perdebatan hebat bagai santapan
Tanpa poros, tanpa jeda, tanpa menanggalkan titik.
Ku mengendus bau kebencian
Di antara selaput kaki-kaki mungil
Berpijak di bumi menjulang tinggi ke awang-awang
Wahai kau yang bersembunyi di antara dalil-dalil ilahi.
Berbicara menggebu-gebu
Berbisik tanpa berdesis
Diam tapi mendendam
Mencabik-cabik hingga hayat tenggelam ruang.
Hamzahjams
Cimahi, 13 Oktober 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H