Mohon tunggu...
Hamzah Fauzi
Hamzah Fauzi Mohon Tunggu... -

My name is Hamzah. I am a teacher.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenapa Menyontek Tetap Eksis?

30 Mei 2016   14:04 Diperbarui: 30 Mei 2016   14:07 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyontek adalah hal yang sudah menjadi tradisi di kalangan pelajar dari SD sampai Mahasiswa. Bahkan, cara atau tekniknya pun kian beragam dari masa ke masa. Seolah – olah kegiatan buruk ini harus dilakukan dengan professional terlepas setuju atau tidak. Lihat saja, di mesin pencari di internet jika kita mengetik dengan kata kunci “tips nyontek” akan banyak sekali situs yang dengan tanpa rasa bersalahnya menampilkan tips – tipsnya. Bahkan ada suatu sekolah yang saking inginnya tetap ngetop di mata masyarakat, kegiatan nyontek saat UN dibuat terorganisir.  Atau sampai - sampai siswanya dianjurkan agar Ujian Nasional mereka bisa “saling bantu” untuk “sukses bersama”.

Lalu apa yang menjadi penyebab semua ini?

Pendidikan di Negeri tercinta kita ini masih saja selalu berkutat pada hasil akhir yang berupa nilai atau angka. Masih saja ada anggapan di masyarakat jika seorang anak punya nilai atau angka bagus maka ia akan dianggap wow. Masyarakat atau para wali murid seolah tidak mau tahu bagaimana anak mereka atau siswa itu berproses sehingga menghasilkan angka atau nilai yang bagus. Yang jadi focus ya 90, 95, 100… itu saja.

Anak – anak atau siswa jaman sekarang memang kondisinya boleh dibilang tertekan. Mereka datang ke sekolah dari pagi buta sampai menjelang malam cuma ditarget buat dapat nilai bagus. Kebanyakan memang seperti itu. Bahkan, setelah sekolah usai mereka juga rela harus ikut bimbel tambahan di luar sekolah. Belum lagi setelah bimbel, mereka juga harus mengerjakan tugas sekolah yang begitu banyaknya. Dan sekali lagi itu dilakukan demi deretan angka.

Jika semua sekolah mampu menanamkan nilai motivasi yang tepat tentang kenapa semua itu harus dilakukan maka saya yakin tidak akan ada masalah. Tapi yang banyak terjadi adalah adanya pemahaman yang keliru. “kalo anak saya nilainya bagus …it’s fine”

Menurut saya, kalo hanya sekedar ditarget nilai maka akan mudah sekali. Dan bagi siswa mereka tidak akan ambil pusing dari mana dan bagaimana mereka akan mendapatkannya. Yang penting nilai bagus. Akhirnya semua cara halal. Yang penting guru, sekolah, dan orang tua senang karena mereka tahu siswa dan anak – anak mereka dapat nilai bagus. Maka inilah yang mendorong mereka untuk nyontek berjamaah.

Dan coba bayangkan jika sesuatu didapat dengan cara mencuri (nyontek). Pastinya ilmu itu tidak akan melekat. Ia akan hilang begitu saja. Ia tidak akan menjadi berkah. Lihat saja mahasiswa yang bisa lulus tapi tidak bisa mengaplikasikan ilmunya. Coba tanya bagaimana ia bisa lulus. Untuk lulus, seseorang harus berproses. Dan kalau tiba – tiba saja bisa lulus dan nilai bagus itukan berarti sakti mandraguna.

Semoga pendidikan di negeri kita akan ada perubahan yang lebih baik walau entah kapan.

Salam Sukses Luar Biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun